Australia percepat pemberian "booster" COVID-19
12 Desember 2021 11:24 WIB
Arsip foto - Seorang penumpang tiba di terminal internasional Bandara Sydney di Sydney, Australia, Senin (29/11/2021), saat sejumlah negara mengambil langkah untuk menangani kemunculan kasus COVID-19 varian Omicron. ANTARA/REUTERS/AAP Image/James Gourley/tm/pri.
Canberra (ANTARA) - Otoritas Australia pada Minggu mengatakan akan mempercepat pemberian vaksin booster COVID-19 menyusul peningkatan kasus Omicron.
Australia sebelumnya mengatakan akan memberikan vaksin booster COVID-19 kepada warga berusia 18 tahun ke atas dan yang telah menerima vaksin kedua minimal enam bulan.
Namun seiring meningkatnya kasus varian Omicron, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menyebutkan bahwa waktu jeda akan dipersingkat menjadi lima bulan dari vaksin kedua.
"Dosis booster, lima bulan atau lebih sesudah dosis kedua, akan memastikan bahwa perlindungan dari vaksin utama bahkan lebih kuat dan lebih tahan lama serta akan membantu mencegah penyebaran virus," kata Hunt melalui email.
Baca juga: Australia suntikkan vaksin COVID-19 pada anak usia 5-11 mulai Januari
"Data dari Israel menunjukkan booster mendukung penurunan tingkat infeksi pada kelompok-kelompok usia rentan, penyakit parah di kalangan usia 40 tahun ke atas dan kematian di kalangan lansia 60 tahun lebih".
Australia akan memakai vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan Moderna dalam program booster.
Australia merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi, dengan sekitar 90 persen orang berusia 16 tahun ke atas sudah menerima vaksin lengkap.
Otoritas pada Sabtu mencatat 1.753 kasus harian COVID-19, naik sekitar tiga persen dalam sepekan terakhir sekaligus jumlah harian tertinggi sejak 29 Oktober.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menkeu Australia serukan pelonggaran pembatasan COVID-19
Australia sebelumnya mengatakan akan memberikan vaksin booster COVID-19 kepada warga berusia 18 tahun ke atas dan yang telah menerima vaksin kedua minimal enam bulan.
Namun seiring meningkatnya kasus varian Omicron, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt menyebutkan bahwa waktu jeda akan dipersingkat menjadi lima bulan dari vaksin kedua.
"Dosis booster, lima bulan atau lebih sesudah dosis kedua, akan memastikan bahwa perlindungan dari vaksin utama bahkan lebih kuat dan lebih tahan lama serta akan membantu mencegah penyebaran virus," kata Hunt melalui email.
Baca juga: Australia suntikkan vaksin COVID-19 pada anak usia 5-11 mulai Januari
"Data dari Israel menunjukkan booster mendukung penurunan tingkat infeksi pada kelompok-kelompok usia rentan, penyakit parah di kalangan usia 40 tahun ke atas dan kematian di kalangan lansia 60 tahun lebih".
Australia akan memakai vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan Moderna dalam program booster.
Australia merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi, dengan sekitar 90 persen orang berusia 16 tahun ke atas sudah menerima vaksin lengkap.
Otoritas pada Sabtu mencatat 1.753 kasus harian COVID-19, naik sekitar tiga persen dalam sepekan terakhir sekaligus jumlah harian tertinggi sejak 29 Oktober.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menkeu Australia serukan pelonggaran pembatasan COVID-19
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: