Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, kampanye anti-korupsi memerlukan dukungan kerja sama internasional dalam melacak kejahatan pencucian uang, rekening di luar negeri, penyelidikan lintas batas, dan ekstradisi.

"Kita harus terus mendorong lebih banyak kampanye anti-korupsi baik di tingkat bilateral atau multilateral," kata Presiden Yudhoyono di Nusa Dua, Bali, Selasa.

Dengan kerja sama internasional, kata Presiden, dapat ditingkatkan daya tahan perekonomian internasional dari kejahatan pencucian uang, menghukum penyuap asing dan melarang koruptor memasuki suatu negara, kerja sama penegakan hukum, pemulihan aset, dan melindungi "whistle-blower". "Banyak hal yang bisa kita lakukan," ujarnya.

Menurut Presiden, dunia internasional harus bekerja sama agar para koruptor sadar bahwa tidak ada lagi tempat yang aman bagi mereka di muka bumi.

Presiden kemudian menjelaskan komitmen pemerintahannya untuk memberantas korupsi.

"Kami bekerja keras mengubah sistem dari dalam dan luar. Kami dalam proses reformasi sistem hukum. KPK juga sukses dalam penyelidikan kasus-kasus suap," katanya.

Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia memberantas korupsi dan suap dengan reformasi birokrasi, meningkatkan gaji birokrat dan memperbaiki sistem keuangan.

Indonesia, kata Presiden, juga meratifikasi konvensi-konvensi internasional tentang pemberantasan korupsi.

Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami kesulitan menangkap sejumlah tersangka tindak kejahatan korupsi yang melarikan diri ke luar negeri ataupun mengembalikan aset negara yang dibawa ke luar negeri.(*)
(T.G003/N002)