Beijing (ANTARA) - China diperkirakan baru akan membuka akses bagi orang asing pada pertengahan tahun depan setelah mempelajari kebijakan yang diambil oleh beberapa negara lainnya di Asia.

Negara-negara Asia kemungkinan membuka kembali perjalanan internasional tiga bulan ke depan, sedangkan China yang lebih berhati-hati diperkirakan baru buka pada pertengahan tahun depan setelah mempelajari pengalaman negara lain, demikian CEO Ctrip, Liang Jianzhang, dikutip media setempat, Sabtu.

Bos platform daring penyedia jasa paket perjalanan terbesar di China itu harap-harap cemas menantikan implementasi kesepakatan bebas karantina China-Hong Kong.

Liang menyebutkan pasar penerbangan di Eropa sudah pulih 70 persen dibandingkan dengan situasi sebelum pandemi COVID-19.

Ia memprediksi pasar penerbangan di Eropa akan sama dengan situasi 2019 pada libur musim panas 2022.

Tingkat keterisian pesawat di Amerika Serikat pada Oktober saja sudah mencapai 80 persen, demikian Liang yang mengaku telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melakukan traveling dan bertemu pemangku industri pariwisata di AS, Inggris, Australia, Spanyol, dan Portugal.

"Mereka sangat menantikan kembalinya turis Asia, terutama dari China," ujarnya.

Menurut dia, dunia global sedang menunggu China untuk membuka kembali pintu perbatasannya di tengah beberapa negara lain sudah membuka kembali perbatasannya meskipun pandemi sedang meningkat dan kasus baru terus bermunculan.

Otoritas China sendiri menyatakan bahwa pihaknya telah menerapkan kebijakan nol kasus COVID-19 dengan terus melakukan pencegahan kasus impor untuk melindungi warganya. Namun kebijakan tersebut tetap akan menyesuaikan situasi global.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) Gao Fu mengatakan bahwa kebijakan nol kasus COVID tersebut setidaknya akan berlaku hingga akhir musim semi 2022.

Dalam beberapa tahun sebelum pandemi, China memberikan kontribusi yang sangat signifikan pada dunia pariwisata global. Indonesia juga mendapatkan limpahan turis asing terbanyak dari China.


Baca juga: Liburan musim gugur saat pandemi, wisata China raup Rp82 triliun
Baca juga: Disiplin kendalikan pandemi, kunci China pulihkan ekonomi
Baca juga: Pariwisata China 75 persen pulih