Volume kubah lava di tengah kawah Merapi capai tiga juta meter kubik
10 Desember 2021 21:49 WIB
Luncuran material vulkanik Gunung Merapi terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (3/11/2021) (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/hp.)
Yogyakarta (ANTARA) - Kubah lava di tengah kawah puncak Gunung Merapi terus tumbuh dengan volume yang diperkirakan mencapai 3.007.000 meter kubik, menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan volume kubah lava itu diukur berdasarkan hasil analisis morfologi foto udara yang diambil dari Stasiun Kamera Tunggularum, Ngepos, serta Babadan-2 pada 8 Desember 2021.
Volume kubah lava di tengah kawah puncak Merapi itu lebih besar jika dibandingkan dengan volume kubah lava di sisi barat daya gunung yang mencapai 1.629.000 meter kubik.
Baca juga: Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2,2 km ke arah Kali Bebeng
"Volume kubah lava barat daya sebesar 1.629.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik," kata Hanik.
Dibandingkan laporan BPPTKG periode 26 November - 2 Desember 2021, volume kubah lava tengah Merapi masih sebesar 2.948.000 meter kubik dan kubah barat daya tercatat sebesar 1.615.000 meter kubik.
Hanik menjelaskan bahwa sepanjang pengamatan mulai 3 sampai 9 Desember 2021, Merapi empat kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2.200 meter ke arah Kali Bebeng.
Baca juga: Sleman terus perbaiki jaringan pipa air terdampak banjir lahar Merapi
Gunung api aktif itu juga tercatat 190 kali meluncurkan guguran lava dengan estimasi jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya dan Kali Bebeng.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat 4 kali gempa awan panas guguran (AP), 8 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 55 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.020 kali gempa Guguran (RF), 25 kali gempa Hembusan (DG), dan 10 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi," ujar dia.
Sedangkan deformasi atau perubahan bentuk gunung yang dipantau menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,5 cm per hari.
Baca juga: BPBD Boyolali imbau hindari aktivitas penambangan di lereng Merapi
Pada minggu ini, BPPTKG juga mencatat intensitas curah hujan di puncak Merapi sebesar 53 mm per jam selama 80 menit berdasarkan pengamatan dari Pos Babadan pada 9 Desember 2021.
"Terjadi penambahan aliran dan lahar pada Sungai Gendol, Boyong, dan Pabelan," kata Hanik.
BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Baca juga: Gunung Merapi tiga kali luncurkan awan panas guguran
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.
Baca juga: Sleman tetapkan status tanggap darurat banjir lahar dingin Merapi
Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat, menjelaskan volume kubah lava itu diukur berdasarkan hasil analisis morfologi foto udara yang diambil dari Stasiun Kamera Tunggularum, Ngepos, serta Babadan-2 pada 8 Desember 2021.
Volume kubah lava di tengah kawah puncak Merapi itu lebih besar jika dibandingkan dengan volume kubah lava di sisi barat daya gunung yang mencapai 1.629.000 meter kubik.
Baca juga: Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2,2 km ke arah Kali Bebeng
"Volume kubah lava barat daya sebesar 1.629.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik," kata Hanik.
Dibandingkan laporan BPPTKG periode 26 November - 2 Desember 2021, volume kubah lava tengah Merapi masih sebesar 2.948.000 meter kubik dan kubah barat daya tercatat sebesar 1.615.000 meter kubik.
Hanik menjelaskan bahwa sepanjang pengamatan mulai 3 sampai 9 Desember 2021, Merapi empat kali melontarkan awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 2.200 meter ke arah Kali Bebeng.
Baca juga: Sleman terus perbaiki jaringan pipa air terdampak banjir lahar Merapi
Gunung api aktif itu juga tercatat 190 kali meluncurkan guguran lava dengan estimasi jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya dan Kali Bebeng.
Aktivitas kegempaan Gunung Merapi tercatat 4 kali gempa awan panas guguran (AP), 8 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 55 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.020 kali gempa Guguran (RF), 25 kali gempa Hembusan (DG), dan 10 kali gempa Tektonik (TT).
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi," ujar dia.
Sedangkan deformasi atau perubahan bentuk gunung yang dipantau menggunakan EDM pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,5 cm per hari.
Baca juga: BPBD Boyolali imbau hindari aktivitas penambangan di lereng Merapi
Pada minggu ini, BPPTKG juga mencatat intensitas curah hujan di puncak Merapi sebesar 53 mm per jam selama 80 menit berdasarkan pengamatan dari Pos Babadan pada 9 Desember 2021.
"Terjadi penambahan aliran dan lahar pada Sungai Gendol, Boyong, dan Pabelan," kata Hanik.
BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Baca juga: Gunung Merapi tiga kali luncurkan awan panas guguran
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Kalau terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Hanik Humaida.
Baca juga: Sleman tetapkan status tanggap darurat banjir lahar dingin Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: