Air bersih hingga pakaian dalam jadi kebutuhan mendesak korban Semeru
10 Desember 2021 19:43 WIB
Seorang pengungsi menggendong anaknya di lokasi pengungsian letusan Gunung Semeru di SDN Supiturang 4, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj/aa.
Jakarta (ANTARA) - Komandan Posko Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru Kolonel Inf Irwan Subekti menyebutkan air bersih hingga pakaian dalam menjadi kebutuhan yang mendesak bagi para korban erupsi Gunung Semeru.
“Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah dengan banyaknya titik pengungsian, tandon air kemudian air bersih termasuk alat-alat kebersihan,” kata Irwan dalam konferensi pers Review Kejadian Bencana Bulan Desember dan Perkembangan Pasca Erupsi Gunung Semeru yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Dansatgas: Dangkalnya sungai dan hoaks hambat penanganan Semeru
Irwan mengatakan, beberapa kebutuhan mendesak lainnya yang diperlukan oleh korban terdampak bencana Gunung Semeru meliputi perlengkapan tidur seperti bantal dan kasur, peralatan mandi seperti sabun serta pakaian dalam baik untuk pengungsi laki-laki maupun perempuan, khususnya pakaian dalam untuk para ibu.
“Ini yang sangat kita harapkan apabila ada yang ingin memberikan bantuan, karena tim yang menerima bantuan logistik sangat banyak sekali,” ucap Kol Irwan yang juga Danrem 083/Baladhika Jaya.
Baca juga: Hari ketujuh bencana Gunung Semeru, 45 orang ditemukan meninggal
Menurut Irwan saat menanggapi kondisi kebutuhan logistik lainnya, bantuan seperti bahan makanan dan pakaian sehari-hari untuk pengungsi sudah cukup berlimpah. Di mana bantuan logistik dipusatkan di Pendopo Kabupaten Lumajang. Hal itu membuktikan adanya antusias masyarakat yang tinggi dalam membantu sesama.
Lebih lanjut dia menjelaskan saat ini terdapat 24 titik lokasi yang dijadikan sebagai titik pengungsian terbesar. Dengan rincian, sebanyak 10 titik pengungsian terletak di Kecamatan Pronojiwo, 10 titik di Kecamatan Candipuro serta empat titik tersebar di wilayah Kecamatan Pasirian, Jawa Timur.
Baca juga: Kemenkes periksa kualitas udara dan makanan di tempat pengungsian
"Saat ini bantuan sangat melimpah untuk yang relawan begitu juga, terdapat pula 102 titik pengungsian yang tersebar diseluruh wilayah Kecamatan Kabupaten Lumajang,” tegas dia.
“Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah dengan banyaknya titik pengungsian, tandon air kemudian air bersih termasuk alat-alat kebersihan,” kata Irwan dalam konferensi pers Review Kejadian Bencana Bulan Desember dan Perkembangan Pasca Erupsi Gunung Semeru yang diikuti di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Dansatgas: Dangkalnya sungai dan hoaks hambat penanganan Semeru
Irwan mengatakan, beberapa kebutuhan mendesak lainnya yang diperlukan oleh korban terdampak bencana Gunung Semeru meliputi perlengkapan tidur seperti bantal dan kasur, peralatan mandi seperti sabun serta pakaian dalam baik untuk pengungsi laki-laki maupun perempuan, khususnya pakaian dalam untuk para ibu.
“Ini yang sangat kita harapkan apabila ada yang ingin memberikan bantuan, karena tim yang menerima bantuan logistik sangat banyak sekali,” ucap Kol Irwan yang juga Danrem 083/Baladhika Jaya.
Baca juga: Hari ketujuh bencana Gunung Semeru, 45 orang ditemukan meninggal
Menurut Irwan saat menanggapi kondisi kebutuhan logistik lainnya, bantuan seperti bahan makanan dan pakaian sehari-hari untuk pengungsi sudah cukup berlimpah. Di mana bantuan logistik dipusatkan di Pendopo Kabupaten Lumajang. Hal itu membuktikan adanya antusias masyarakat yang tinggi dalam membantu sesama.
Lebih lanjut dia menjelaskan saat ini terdapat 24 titik lokasi yang dijadikan sebagai titik pengungsian terbesar. Dengan rincian, sebanyak 10 titik pengungsian terletak di Kecamatan Pronojiwo, 10 titik di Kecamatan Candipuro serta empat titik tersebar di wilayah Kecamatan Pasirian, Jawa Timur.
Baca juga: Kemenkes periksa kualitas udara dan makanan di tempat pengungsian
"Saat ini bantuan sangat melimpah untuk yang relawan begitu juga, terdapat pula 102 titik pengungsian yang tersebar diseluruh wilayah Kecamatan Kabupaten Lumajang,” tegas dia.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: