Pesawat Merpati MA-60 Laik Terbang
9 Mei 2011 19:53 WIB
Sejumlah warga menyaksikan bagian badan pesawat Merpati MA-60 PK MZK yang hancur setelah jatuh sekitar 500 m sebelum mendarat di Bandara Kaimana, Papua Barat, Minggu (8/5). Pesawat yang membawa 27 penumpang tersebut jatuh di perairan Teluk Kamrauw, dan dipastikan semua penumpangnya tewas. (ANTARA/Ismail)
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama (Dirut) Merpati, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, memastikan bahwa pesawat Merpati MA-60 yang jatuh di Teluk Kaimana, Papua. pada Sabtu (7/5), layak terbang.
"Saya klarifikasi bahwa pesawat saat berangkat dari Sorong layak terbang," kata Jhony, usai menghadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Menurut dia, kondisi pesawat dan kru yang menerbangkan pesawat dalam keadaan layak.
"Jadi, bukan pesawat yang jadi masalah. Selama ini tak ada masalah, karena sesuai dengan pengecekan bahwa air craft maintenance logbook-nya dalam kondisi clear," kata Jhony.
Ia menuturkan, saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang melakukan investigasi penyebab pasti terjadinya musibah tersebut.
"Belum ada dugaan awal dari kami. Kita menunggu hasil dari KNKT," ujarnya.
Namun, ia memastikan bahwa pesawat tidak meledak tidak juga patah sayap.
"Pesawat bisa kita dibilang tercebur ke laut karena kondissi cuaca saat itu memang sangat buruk," ujarnya.
Menurut catatan, pesawat Merpati nahas tersebut dipasok dari China Xian Aircraft pada 3 Desember 2010.
Mulai 6 Desember 2010 pesawat itu dioperasikan untuk rute Bali-Nusa Tenggara, dan selanjutkan mulai 16 Maret 2011 dialihkan menerbangi Papua, dengan rute Jayapura-Biak-Nabire-Kaimana Sorong dan sebaliknya.
"Mulai hari ini (Senin, 9/5), rute tersebut sudah kembali dilayani. Satu unit MA-60 sudah kita kirimkan ke sana," tegasnya.
Ia menambahkan, kecelakaan tersebut mengakibatkan jumlah pesawat Merpati jenis MA-60 sebanyak 12 unit tidak akan mengalami penundaan pengiriman dari China. Pada 19 dan 20 Mei 2011 Merpati sesuai rencana akan menerima dua unit lagi MA-60.
"Dua pesawat tetap kami terima. Tidak ada penundaan, namun ke depannya akan disesuaikan dengan rencana bisnis perusahaan," katanya.
(T.R017/M012)
"Saya klarifikasi bahwa pesawat saat berangkat dari Sorong layak terbang," kata Jhony, usai menghadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Mustafa Abubakar, di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin.
Menurut dia, kondisi pesawat dan kru yang menerbangkan pesawat dalam keadaan layak.
"Jadi, bukan pesawat yang jadi masalah. Selama ini tak ada masalah, karena sesuai dengan pengecekan bahwa air craft maintenance logbook-nya dalam kondisi clear," kata Jhony.
Ia menuturkan, saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedang melakukan investigasi penyebab pasti terjadinya musibah tersebut.
"Belum ada dugaan awal dari kami. Kita menunggu hasil dari KNKT," ujarnya.
Namun, ia memastikan bahwa pesawat tidak meledak tidak juga patah sayap.
"Pesawat bisa kita dibilang tercebur ke laut karena kondissi cuaca saat itu memang sangat buruk," ujarnya.
Menurut catatan, pesawat Merpati nahas tersebut dipasok dari China Xian Aircraft pada 3 Desember 2010.
Mulai 6 Desember 2010 pesawat itu dioperasikan untuk rute Bali-Nusa Tenggara, dan selanjutkan mulai 16 Maret 2011 dialihkan menerbangi Papua, dengan rute Jayapura-Biak-Nabire-Kaimana Sorong dan sebaliknya.
"Mulai hari ini (Senin, 9/5), rute tersebut sudah kembali dilayani. Satu unit MA-60 sudah kita kirimkan ke sana," tegasnya.
Ia menambahkan, kecelakaan tersebut mengakibatkan jumlah pesawat Merpati jenis MA-60 sebanyak 12 unit tidak akan mengalami penundaan pengiriman dari China. Pada 19 dan 20 Mei 2011 Merpati sesuai rencana akan menerima dua unit lagi MA-60.
"Dua pesawat tetap kami terima. Tidak ada penundaan, namun ke depannya akan disesuaikan dengan rencana bisnis perusahaan," katanya.
(T.R017/M012)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: