Perjalanan domestik jadi andalan sektor pariwisata selama 2021
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Minggu (15/8/2021). Pemerintah Provinsi NTB menyiapkan lima destinasi wisata yang masuk dalam kategori zona hijau sehingga bisa dikunjungi wisatawan di tengah pandemi COVID-19 yaitu wisata Gili Indah (Trawangan, Meno dan Air) di Kabupaten Lombok Utara, Sembalun Kabupaten Lombok Timur, Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Pulau Moyo di Sumbawa dan Tambora di Kabupaten Dompu dan Bima. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/wsj.
Menurut Didien, hal ini turut didorong dengan pemerintah yang fokus kepada pengembangan kualitas destinasi wisata, alih-alih kuantitas destinasi. Ia mencontohkan sejumlah perhelatan internasional yang diadakan di sejumlah tempat seperti Bali hingga Mandalika, Nusa Tenggara Barat.
"Ribuan orang masuk lewat berbagai acara seperti World Superbike di Mandalika, lalu G20 di Bali. Ini adalah contoh pengembangan pariwisata Indonesia yang mulai membaik. Seiring dengan itu, banyak pula desa-desa wisata di sekitarnya yang juga dikembangkan, dan menjadi tempat yang safe karena tidak berkerumunan," papar Didien dalam diskusi media secara daring pada Jumat.
Baca juga: ASITA: Kawasan Lagoi sasar wisatawan domestik
Lebih lanjut, Didien mengatakan pariwisata domestik adalah salah satu kunci bangkitnya industri tersebut di Indonesia, serta mendorong pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
"Yang bisa menyelamatkan pariwisata Indonesia adalah pariwisata domestik, mengingat yang ditawarkan sudah lebih banyak sekarang ini," ujar dia.
Meski demikian, Didien tak menampik bahwa masih ada tantangan yang harus dihadapi industri pariwisata untuk menyambut tahun 2022.
"Rintangan yang ada adalah masih belum konsistennya peraturan-peraturan yang diterapkan. Yang kedua adalah soal pendanaan, agar pendanaan pemerintah tersusun dengan baik tata kelolanya untuk pariwisata domestik," kata Didien.
Hal ini, lanjut dia, juga berpengaruh pada tren berwisata ke depan, yang masih belum bisa diprediksi menyusul pandemi COVID-19 yang belum usai. "Masih belum bisa diprediksi dengan tepat seiring dengan perubahan peraturan dan kebijakan," paparnya.
"Yang jelas, tidak ada orang yang pesimis. Walau pandemi masih ada, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tetap berpromosi secara wajar untuk wisata Indonesia, walaupun tidak jor-joran seperti sebelumnya," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Luhut: Pengeluaran turis di Bali lebih rendah dari Malaysia
Baca juga: IPI usul pemerintah tinjau ulang syarat PCR wisatawan domestik
Baca juga: Survei: Pemesanan wisata domestik meningkat dua kali lipat
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021