Palu (ANTARA News) - Pos polisi masyarakat Kota Palu dan pos Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah dirusak massa yang terlibat bentrok antardua wilayah perbatasan tersebut, Senin dini hari.

Massa merusak dua pos di perbatasan tersebut karena kecewa rekan mereka terkena tembak oleh senjata petugas kepolisian dari Polres Donggala yang berusaha membubarkan aksi bentrokan tersebut.

"Kenapa kami ditembak Pak. Petugas tidak adil," kata Zainal (21), korban luka tembak saat bentrok berlangsung.

Zainal dan puluhan massa lainnya berontak dan menuding aparat kepolisian tidak netral dalam bentrokan tersebut. Polisi dituding membela satu pihak.

Mereka akhirnya membakar ban bekas dan kursi yang terletak di teras-teras rumah warga. Kursi tersebut mereka seret ke jalan lalu membakarnya.

Warga juga melampiaskan kekecewannya di pos Polmas dan pos DLLAJ. Kursi-kursi dan meja serta televisi di Pos Polmas di perbatasan Kota Palu dan Kabupaten Donggala dikeluarkan dari pos penjagaan lalu mereka rusak. Hal yang sama juga diperlakukan terhadap pos DLLAJ.

Pos tersebut dibangun berdekatan di perbatasan tersebut. Pos Polmas dibangun di Kelurahan Pantoloan, Kota Palu sementara pos DLLAJ dibangun di Desa Wani Kabupaten Donggala.

Kapolsek Labuan, Donggala AKP Andi Mappaimang mengatakan, bagian depan pos Polmas dan DLLAJ tersebut rusak.

"Bagian luarnya di lempari batu. Isi dalamnya mereka keluarkan lalu dibakar di jalan," kata Mappaimang.

Dia mengatakan, hingga Senin pagi ini situasi di lokasi bentrokan sudah kondusif setelah pasukan gabungan Polda Sulteng, Polres Palu dan Polres Donggala diterjunkan ke lokasi.

Bentrokan tersebut melibatkan sejumlah warga bertetangga. Di wilayah Kota Palu warga yang terlibat antara lain gabungan warga Kelurahan Pantoloan, Baiya, dan Kayumalue. Sementara di wilayah Donggala gabungan warga dari Desa Wani I dan Wani II. Umumnya warga yang terlibat bentrok tersebut anak-anak muda.

Selain merusak pos Polmas dan DLLAJ, massa juga merusak enam unit mobil, lima diantaranya mobil polisi yakni tiga unit truk, satu mobil patroli, satu unit mobil operasional dan satu unit lagi milik anggota polisi yang di parkir berdekatan dengan mobil truk polisi tersebut.

Menurut keterangan sejumlah warga dari dua belah pihak bahwa bentrokan tersebut diduga berawal dari acara ulang tahun di kompleks pelabuhan Wani pada Sabtu malam. Kejadian itu bermula saat seorang anak muda dari Kelurahan Pantoloan meraung-raungkan sepeda motornya di dekat acara ulang tahun tersebut.

Beberapa warga sempat melarang aksi tersebut. Entah bagaimana tiba-tiba meluas menjadi bentrokan yang melibatkan banyak orang.

Bentrokan kemudian berlanjut lagi Minggu malam hingga Senin dini hari. Situasi di lokasi bentrokan baru redah setelah puluhan polisi diterjunkan ke lokasi. Polisi memaksa massa dari kedua pihak yang bertikai mundur dari lokasi.

Bentrokan antara sesama warga bertetangga itu akhirnya beralih menjadi bentrokan antara warga dengan polisi. Beberapa kali polisi mengeluarkan tembakan ke udara dan melepas gas air mata. Akibat bentrokan tersebut sejumlah polisi dan warga terluka. Para korban dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapat perawatan. (A055/S016/K004)