Jakarta (ANTARA news) - Perhatikan fakta-fakta ini! Ada 600 juta orang di Asia Tenggara. Dari angka itu, 238 juta adalah orang Indonesia.
Sisanya, 27,5 juta adalah penduduk Malaysia (termasuk 13 juta puak Melayu), 4,9 juta penduduk Singapura yang menempatkan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa nasionalnya, dan sekitar 400 ribu penduduk Brunei.
Dengan demikian total penduduk keempat negara itu adalah 270 juta orang atau 45 persen dari seluruh penduduk Asia Tenggara.
Dari sudut bahasa yang digunakan maka itu berarti 45 persen rakyat ASEAN memakai bahasa Melayu atau 40 persen berbicara dalam Bahasa Indonesia.
Ini yang mungkin menjadi alasan mengapa Bahasa Indonesia --atau Bahasa Melayu-- diusullkan menjadi salah satu bahasa resmi ASEAN.
Bagia warga keempat negara ASEAN itu mungkin tak menjadi soal, tetapi apakah warga non Melayu mau menerima usul itu. Perlu ada survey memang, tapi obrolan kecil ANTARA News dengan beberapa wartawan ASEAN berikut mungkin bisa membantu survey itu.
"Setiap negara di ASEAN punya kemungkinan bahasanya menjadi bahasa ASEAN, dan Bahasa Indonesia adalah salah satu yang berpotensi besar untuk itu," kata seorang wartawan TV asal Thailand yang enggan disebutkan namanya.
Yang jelas, kata si wartawan Thai ini, bahasa resmi ASEAN itu harus dimengerti dan dimiliki oleh seluruh anggota ASEAN.
Dia sendiri mengaku tidak memahami Bahasa Indonesia dan dia lebih memilih Bahasa Inggris sebagai bahasa utama ASEAN.
Sementara, seorang wartawati asal Filipina yang bekerja untuk sebuah koran Jepang, malah melihat peluang Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN sangat besar, apalagi kini Indonesia tengah memimpin ASEAN.
"Saya pikir Indonesia punya kesempatan besar untuk menjadikan bahasanya sebagai bahasa resmi ASEAN. Meskipun saya tidak paham Bahasa Indonesia, saya mau mempelajarinya," katanya.
Tapi ada juga yang sama sekali tidak berminat untuk mempelajarinya.
"Saya dari Kamboja hanya paham bahasa Inggris dan Kamboja saja," kata seorang wartawan yang mengaku dari Kantor Berita kamboja.
Nmaun secara objektif dia melihat peluang Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN besar, lagipula Indonesia sekarang menjadi Ketua ASEAN.
Sebaliknya, rekan dia yang mengaku dari Bayon TV, Kamboja yang juga enggan namanya disebutkan, mengatakan Bahasa Indonesia cukup menarik dan berpontensi menjadi bahasa resmi ASEAN.
"Karena populasi penduduknya yang besar di Asia Tenggara," kata wartawan TV yang ternyata presenter itu. (*)
Yudha
Wartawan ASEAN tentang Bahasa Indonesia
8 Mei 2011 20:17 WIB
Sejumlah wartawan media nasional dan asing di Media Centre pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN 2011 di Balai Sidang, Jakarta. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Tags: