Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, mengatakan, Indonesia dan Vietnam sepakat untuk meningkatkan ketahanan pangan di kawasan Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) melalui perdagangan, investasi, dan produksi bahan pangan, terutama beras.

"Kita sepakat untuk untuk meningkatkan perdagangan dan investasi, terkait ketahanan pangan, tentu karena Vietnam produsen beras dan kita produsen beras. Presiden menganjak Vietnam untuk bisa meningkatkan produksi dan produktivitas bersama-sama," katanya ketika ditemui di sela-sela Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN di Balai Sidang Jakarta, Minggu.

Mari Elka menjelaskan, kesepahaman dengan Vietnam itu juga merupakan dukungan kedua negara terhadap program ASEAN di bidang pangan, yaitu Regional Food Security.

"Jadi, intinya kita dengan Vietnam dalam konteks ASEAN regional terhadap food security, kita sekarang punya frameworknya," katanya.

Menurut Mari Elka, para menteri bidang ekonomi negara-negara ASEAN sedang membahas mekanisme pengelolaan sistem ketahanan pangan.

"Artinya, pertama bahwa penggunaanya bukan hanya untuk emergency, tetapi untuk stabilisasi harga beras," katanya.

Dia menjelaskan, produsen utama dan importir utama beras ada di ASEAN, sehingga setiap kebijakan yang dilakukan akan mempengaruhi harga beras di kawasan.

Selain itu, para menteri juga membicarakan masalah koordinasi untuk meningkatkan produktivitas, termasuk optimalisasi lembaga-lembaga terkait, misalnya institut penelitian.

Upaya para menteri bidang ekonomi ASEAN itu selaras dengan ajakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang ketahanan pangan.

Dalam pidato pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN di Balai Sidang, Jakarta, Sabtu (7/8), presiden mengingatkan keadaan dunia yang sedang menghadapi fluktuasi harga pangan dan energi yang cenderung meningkat di pasar dunia.

"Ketahanan pangan merupakan tantangan yang sangat besar bagi ASEAN. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama ASEAN yang nyata dan efektif untuk lebih menekankan program yang berorientasi pada kesiapan menjamin ketersediaan pangan rakyat," katanya.

Salah satu langkah cepat yang harus diambil oleh ASEAN, menurut Presiden, adalah melaksanakan Integrated Food Security Framework secara komprehensif terutama dalam bidang penelitian dan pengembangan, serta investasi dalam bidang pangan.
(T.F008*D013*G003/B013)