"Meskipun 37 kepala keluarga (KK) nelayan yang dievakuasi pada Minggu (5/12) akibat banjir rob sudah kembali ke rumah masing-masing kemarin sore, tapi posko tetap kita siagakan untuk antisipasi eskalasi cuaca beberapa hari ke depan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan, pada posko evakuasi tersebut disiagakan satgas bencana yang bertugas melakukan pemantauan serta patroli terhadap kondisi warga di sepanjang garis Pantai Kota Mataram, termasuk ketinggian gelombang.
Dengan demikian, ketika ada indikasi terjadi perkembangan cuaca ekstrem yang berdampak banjir rob, petugas bisa cepat melakukan penyelamatan kembali terhadap warga yang masih berada di sempadan pantai khususnya di Bagek Kembar.
"Tapi apabila dalam dua hingga tiga hari ke depan, kondisi warga yang telah dievakuasi sudah benar-benar mandiri dan beraktivitas normal serta gelombang mulai stabil, posko akan kita bongkar," katanya.
Baca juga: Sejumlah permukiman di Lombok Barat masih terendam banjir
Lebih jauh Mahfuddin menambahkan, kendati cuaca dalam tiga hari ini cukup bersahabat karena tidak ada hujan, angin kencang, serta ketinggian gelombang normal, namun warga harus tetap waspada.
"Sesuai prediksi BMKG, puncak cuaca ekstrem terjadi pada akhir Desember 2021 sampai awal Januari 2022. Jadi kita tidak boleh lengah," katanya.
Apalagi, lanjutnya, status siaga darurat bencana hidrometeorologi seperti banjir, puting beliung dan tanah longsor di Mataram masih berlangsung sampai 174 hari ke depan atau sampai 30 April 2022.
"Jadi meskipun cuaca saat ini teduh dan terlihat aman-aman, kita harus tetap waspada," katanya lagi.
Baca juga: PLN amankan pasokan listrik 33.718 pelanggan terdampak banjir di NTB