Erick Thohir ingatkan pentingnya manfaatkan momen bonus demografi
9 Desember 2021 15:16 WIB
Tangkapan layar - Menteri BUMN Erick Thohir dalam peluncuran Indonesia Global Talent Internship secara daring di Jakarta, Kamis (9/12/2021). ANTARA/Aji Cakti/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir kembali mengingatkan agar semua pihak memanfaatkan momentum bonus demografi dengan berinvestasi pada generasi muda.
Erick menjelaskan bahwa transisi tersebut tidaklah panjang, dan Indonesia jangan sampai mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan oleh negara-negara Amerika Latin.
"Ketika mereka mengalami bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi, lupa berinvestasi pada generasi muda, riset dan pengembangan, tidak mengganti disrupsi daripada perbaikan model bisnisnya, industrinya tidak diperbarui, apalagi struktur ekonominya tidak diseimbangkan. Akhirnya terus menurun dan kita akan menghadapi hal tersebut," ujarnya dalam peluncuran Indonesia Global Talent Internship secara daring di Jakarta, Kamis.
Indonesia, kata Erick, pada tahun 2038, piramida demografi Indonesia pelan-pelan akan berubah menjadi piramida terbalik. Dalam piramida normal, kondisi tersebut ditopang oleh generasi muda dalam jumlah banyak sehingga mendorong peningkatan middle income yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Namun ketika piramida tersebut berubah menjadi piramida terbalik seperti yang terjadi pada Jepang, di mana generasi tuanya menjadi banyak sehingga membuat middle income tertekan dan pada akhirnya generasi mudanya tidak ada. (Itu) tahun 2038, tidak lama lagi," ujar Erick Thohir.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan tidak ingin Indonesia mengikuti langkah Amerika Latin yang terus mengalami kemerosotan. Amerika Latin adalah satu kawasan yang diprediksi pertumbuhannya luar biasa, tetapi pertumbuhan tersebut tidak juga diikuti dengan komitmen bersama sebagai sebuah negara dan juga tentu seluruh kekuatan individu yang ada di negara tersebut.
Pada akhirnya ketika terjadi bonus demografi tidak ada investasi baru, dalam arti tidak membangun ekosistem yang sehat, pabrik modern dan juga sumber daya manusianya yang tertinggal serta tidak ada juga penguatan riset dan pengembangan atau R&D. Itu yang semua pihak lihat bagaimana Amerika Latin terus merosot, katanya.
Baca juga: Sri Mulyani: Demografi hingga perubahan iklim jadi tantangan 2045
Baca juga: Pakar: Optimalkan bonus demografi untuk suksesi kepemimpinan Indonesia
Baca juga: Bonus demografi, Erick Thohir: siapkan peta jalan buka lapangan kerja
Erick menjelaskan bahwa transisi tersebut tidaklah panjang, dan Indonesia jangan sampai mengulangi kesalahan seperti yang dilakukan oleh negara-negara Amerika Latin.
"Ketika mereka mengalami bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi, lupa berinvestasi pada generasi muda, riset dan pengembangan, tidak mengganti disrupsi daripada perbaikan model bisnisnya, industrinya tidak diperbarui, apalagi struktur ekonominya tidak diseimbangkan. Akhirnya terus menurun dan kita akan menghadapi hal tersebut," ujarnya dalam peluncuran Indonesia Global Talent Internship secara daring di Jakarta, Kamis.
Indonesia, kata Erick, pada tahun 2038, piramida demografi Indonesia pelan-pelan akan berubah menjadi piramida terbalik. Dalam piramida normal, kondisi tersebut ditopang oleh generasi muda dalam jumlah banyak sehingga mendorong peningkatan middle income yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Namun ketika piramida tersebut berubah menjadi piramida terbalik seperti yang terjadi pada Jepang, di mana generasi tuanya menjadi banyak sehingga membuat middle income tertekan dan pada akhirnya generasi mudanya tidak ada. (Itu) tahun 2038, tidak lama lagi," ujar Erick Thohir.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan tidak ingin Indonesia mengikuti langkah Amerika Latin yang terus mengalami kemerosotan. Amerika Latin adalah satu kawasan yang diprediksi pertumbuhannya luar biasa, tetapi pertumbuhan tersebut tidak juga diikuti dengan komitmen bersama sebagai sebuah negara dan juga tentu seluruh kekuatan individu yang ada di negara tersebut.
Pada akhirnya ketika terjadi bonus demografi tidak ada investasi baru, dalam arti tidak membangun ekosistem yang sehat, pabrik modern dan juga sumber daya manusianya yang tertinggal serta tidak ada juga penguatan riset dan pengembangan atau R&D. Itu yang semua pihak lihat bagaimana Amerika Latin terus merosot, katanya.
Baca juga: Sri Mulyani: Demografi hingga perubahan iklim jadi tantangan 2045
Baca juga: Pakar: Optimalkan bonus demografi untuk suksesi kepemimpinan Indonesia
Baca juga: Bonus demografi, Erick Thohir: siapkan peta jalan buka lapangan kerja
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: