Lumajang (ANTARA) - Puluhan rumah di Dusun Kamar Kajang, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang terendam material guguran lava Gunung Semeru yang dibawa banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi di wilayah setempat.

Pantauan ANTARA di lokasi kejadian, hujan deras terjadi pada Rabu (7/12) dan Kamis (8/12) malam, masing-masing selama sekitar satu jam.

Kawasan Kamar Kajang merupakan daerah terdampak susulan akibat awan panas guguran Gunung Semeru setelah beberapa dusun lain terendam pasir bercampur batu terlebih dahulu, seperti Kampung Renteng dan Curah Koboan.

Tampak jalanan aspal selebar empat meter tertutupi abu bercampur lumpur, dan air mengalir tetap terlihat di beberapa titik.

Baca juga: BPBD: 2.970 rumah terdampak awan panas guguran Semeru
Baca juga: Sebagian warga mulai bersihkan rumah dari abu Semeru

Sementara itu, puluhan warga setempat berdatangan melihat kondisi rumahnya yang terendam.

Petugas dan relawan juga melakukan upaya pembersihan jalan menggunakan alat berat agar dapat dilalui, khususnya untuk kelancaran proses evakuasi warga.

Sejumlah warga mengaku kaget setelah tahu rumahnya sudah tinggal atap dan sebagian tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.

"Saya sejak peristiwa Sabtu (4/12) lalu, sudah bersama keluarga mengungsi karena rumah terdampak. Tapi ternyata sekarang rumah sudah tenggelam oleh pasir," ujar Yudi, warga Kamar Kajang.

Sambil menunjukkan rumahnya, pria 49 tahun tersebut tidak menyangka mengalami nasib serupa dengan warga di beberapa lokasi lain yang rumahnya terendam material bercampur pasir.

Baca juga: Wabup: Hampir semua rumah di satu dusun hancur akibat letusan Semeru
Baca juga: 20 hektare lahan di Desa Supiturang rusak akibat abu Semeru

Ia berharap mendapat bantuan dari pemerintah terkait tempat tinggal, termasuk upaya relokasi ke lokasi lain.

"Saya sebenarnya masih ingin tinggal di daerah ini. Tapi saya juga ikut kesepakatan warga di sini saja," kata dia.

Pada Sabtu (4/12) sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas guguran dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

Ratusan warga terpaksa mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas dari gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Baca juga: BMKG: Abu vulaknik Semeru belum ganggu penerbangan
Baca juga: Akademisi sebut debu vulkanik bisa sebabkan infeksi pernafasan