Menlu RI serukan pentingnya nilai-nilai demokrasi dalam pemulihan
9 Desember 2021 12:24 WIB
Tangkapan layar - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 yang dipantau dari Jakarta, Kamis (9/12/2021). ANTARA/Aria Cindyara/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menyerukan pentingnya penerapan nilai-nilai dasar demokrasi dalam pemulihan pascapandemi COVID-19, mengingat pandemi telah memperburuk keadaan demokrasi di beberapa bagian dunia.
“Pandemi datang pada masa yang sangat buruk untuk demokrasi. Menurut laporan pada 2021 oleh Freedom House kebebasan global telah merosot dalam 15 tahun terakhir dan hampir 75 persen dari populasi dunia berada di negara-negara yang menghadapi penurunan demokrasi tahun lalu. Pandemi telah memperburuk tren ini,” papar Menlu dalam pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Dalam perhelatan BDF tahun lalu, Retno mengatakan bahwa negara-negara peserta berupaya untuk menemukan solusi untuk menjaga penerapan nilai-nilai demokrasi dan menangani pandemi pada saat yang bersamaan.
Sejumlah negara berhasil menerapkan keseimbangan antara kedua hal tersebut, namun yang lain kesulitan untuk menjaga demokrasi selama masa pandemi.
Baca juga: Hampir 100 negara optimis demokrasi sistem terbaik hadapi pandemi
“Jika di masa pandemi kita telah harus membuat pengaturan baru dalam pemerintahan demokratik kita, maka dalam pemulihan kita harus mengusung nilai-nilai inti demokrasi,” tegasnya.
Merujuk pada jajak pendapat Indeks Persepsi Demokrasi pada 2021, masyarakat dunia kian menginginkan demokrasi dan Retno mengatakan bahwa forum BDF tahun ini menyediakan kesempatan untuk memperbaiki kualitas pemulihan, memastikan tak ada yang tertinggal dalam upaya pemulihan, dan memperkuat lingkungan internasional yang mendukung pemulihan berkelanjutan.
Perhelatan BDF ke-14 dilakukan secara hybrid pada Kamis dengan melibatkan 50 perwakilan negara dan organisasi internasional untuk hadir secara fisik di Bali dan secara virtual.
Tema yang diangkat tahun ini yakni Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justive during the Pandemic yang menyoroti berbagai ketidakadilan ekonomi dan sosial yang terdapat di masyarakat sebagai salah satu dampak dari pandemi.
Forum ini juga bertujuan untuk menemukan jalan yang dapat diambil ke depan terkait isu yang dihadapi tersebut.
BDF sendiri, secara keseluruhan, bertujuan untuk membangun arsitektur demokrasi yang kuat di kawasan, melalui praktik saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik, dengan menganut prinsip-prinsip persamaan, saling pengertian, dan menghargai.
Baca juga: BDF tegaskan peran demokrasi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan
Baca juga: Bali Democracy Forum akan bahas dampak pandemi pada kemanusiaan
“Pandemi datang pada masa yang sangat buruk untuk demokrasi. Menurut laporan pada 2021 oleh Freedom House kebebasan global telah merosot dalam 15 tahun terakhir dan hampir 75 persen dari populasi dunia berada di negara-negara yang menghadapi penurunan demokrasi tahun lalu. Pandemi telah memperburuk tren ini,” papar Menlu dalam pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-14 yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Dalam perhelatan BDF tahun lalu, Retno mengatakan bahwa negara-negara peserta berupaya untuk menemukan solusi untuk menjaga penerapan nilai-nilai demokrasi dan menangani pandemi pada saat yang bersamaan.
Sejumlah negara berhasil menerapkan keseimbangan antara kedua hal tersebut, namun yang lain kesulitan untuk menjaga demokrasi selama masa pandemi.
Baca juga: Hampir 100 negara optimis demokrasi sistem terbaik hadapi pandemi
“Jika di masa pandemi kita telah harus membuat pengaturan baru dalam pemerintahan demokratik kita, maka dalam pemulihan kita harus mengusung nilai-nilai inti demokrasi,” tegasnya.
Merujuk pada jajak pendapat Indeks Persepsi Demokrasi pada 2021, masyarakat dunia kian menginginkan demokrasi dan Retno mengatakan bahwa forum BDF tahun ini menyediakan kesempatan untuk memperbaiki kualitas pemulihan, memastikan tak ada yang tertinggal dalam upaya pemulihan, dan memperkuat lingkungan internasional yang mendukung pemulihan berkelanjutan.
Perhelatan BDF ke-14 dilakukan secara hybrid pada Kamis dengan melibatkan 50 perwakilan negara dan organisasi internasional untuk hadir secara fisik di Bali dan secara virtual.
Tema yang diangkat tahun ini yakni Democracy for Humanity: Advancing Economic and Social Justive during the Pandemic yang menyoroti berbagai ketidakadilan ekonomi dan sosial yang terdapat di masyarakat sebagai salah satu dampak dari pandemi.
Forum ini juga bertujuan untuk menemukan jalan yang dapat diambil ke depan terkait isu yang dihadapi tersebut.
BDF sendiri, secara keseluruhan, bertujuan untuk membangun arsitektur demokrasi yang kuat di kawasan, melalui praktik saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik, dengan menganut prinsip-prinsip persamaan, saling pengertian, dan menghargai.
Baca juga: BDF tegaskan peran demokrasi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan
Baca juga: Bali Democracy Forum akan bahas dampak pandemi pada kemanusiaan
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: