Bamako (ANTARA) - Tujuh tentara pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tewas dan tiga lainnya luka parah akibat sebuah ledakan di Mali pada Rabu (8/12), demikian diungkapkan misi PBB di negara itu melalui Twitter.
Peristiwa itu terjadi ketika iring-iringan kendaraan pembawa logistik misi PBB di Mali menghantam sebuah bom rakitan antara kota Douentza and Sevare, yang merupakan kawasan tempat kelompok-kelompok jaringan Al Qaida dan ISIS beroperasi.
Tidak ada kelompok yang pada Rabu menyatakan bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras serangan terhadap konvoi tersebut, kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam pernyataan.
"Beliau mendesak pihak berwenang Mali untuk melakukan segala upaya dalam mencari para pelaku serangan tersebut agar mereka segera bisa diadili," kata Dujarric.
Mali, salah satu negara terbesar dan termiskin di Afrika, sedang bergulat menangani pemberontakan sebuah kelompok radikal.
Pemberontakan terus berkembang kendati pasukan internasional, yang dipimpin oleh Prancis --bekas penguasa kolonial di Mali-- telah selama sembilan tahun mengerahkan upaya untuk menumpas gerakan itu.
Misi penjaga perdamaian PBB di Mali, MINUSMA, telah menempatkan lebih dari 13.000 tentara untuk menangani kekerasan di wilayah utara dan tengah negara itu.
Sudah lebih dari 230 tentara anggota MINUSMA yang kehilangan nyawa sejak 2013. Jumlah itu merupakan yang tertinggi di antara puluhan misi penjaga perdamaian PBB.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kelompok bersenjata di Mali tewaskan 31 orang
Baca juga: Satu anggota penjaga perdamaian PBB di Mali tewas, empat terluka
Baca juga: Milisi Mali bunuh 51 orang saat serang sejumlah desa
Tujuh penjaga perdamaian PBB tewas di Mali akibat ledakan bom
9 Desember 2021 09:00 WIB
Arsip foto - Petugas keamanan mengamankan tempat kejadian perkara dalam insiden serangan yang mematikan di Bamako, Mali. ANTARA/REUTERS/Adama Diarra/pri. (ANTARA/REUTERS/Adama Diarra)
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: