Jakarta (ANTARA News) - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki sekitar 130 buku terbitan ASEAN dari total jutaan koleksi buku yang ada, demikian Kepala Deposit Terbitan Internasional-Regional, Desti Ayatun kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (6/5).

Jumlah tersebut diluar yang diterbitkan sebelum tahun 2000 karena bagian Deposit Terbitan Internasional-Regional baru berdiri berdiri 2000, kata Desti. Bagian deposit sendiri sudah memiliki sekitar 13.000 judul buku dengan sekitar 1 persen terbitan ASEAN.

Namun perpustakaan nasional tidak bisa mengungkapkan jumlah pasti buku-buku berdasarkan negara yang dibahas. "Karena sistem pengelompokan buku di sini tidak berdasarkan Negara melainkan tema,” kata Desti.

Sebaliknya, para pengunjung perpustaan menyampaikan kesaksian lain.

“Koleksi buku tentang ASEAN masih sangat sedikit. Ini menghambat persiapan kita memasuki tahun 2015 di mana negara-negara di Asia Tenggara akan terintegrasi dalam satu kawasan ekonomi," kata Dea Pamungkas (24), mahasiswa UPN, Jakarta.

Menanggapi soal ini, Desti menjawab jumlah itu sudah sesuai dengan UU no 4 tahun 1990.

Namun Eko Hermiyanto yang juga pengunjung Perpustakaan Nasional malah menyampaikan apresiasinya kepada Perpustakaan Nasional.

“Jumlah tersebut lebih dari cukup," katanya.

Dia menilai kalau masyarakat ingin tahu lebih banyak soal ASEAN, maka mereka sebaiknya pergi ke lembaga-lembaga penelitian karena pengetahuan yang didapat akan lebih mendalam dan lebih lengkap di sana.

PNRI saat ini memfokuskan diri mengumpulkan karya-karya anak bangsa, sedangkan buku-buku lain hanya diterima PNRI dari hibah.

“Dari surat-menyurat kami dengan sekretariat ASEAN, mereka hanya memberikan sebagian kecil buku koleksi mereka.” katanya.

ASEAN sedang menggelar Konferensi Tingkat Tinggi ke-18 di balai sidang Jakarta Indonesia. ASEAN bertekad menjadi komunitas yang berperan besar di tingkat regional dan global. (*)

Lintang