Kamboja Masih Tolak Tarik Pasukan dari Perbatasan
6 Mei 2011 14:32 WIB
Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong saat mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa disela sela KTT ASEAN ke-18, di Balai Sidang Jakarta, Jumat (6/5). Pertemuan tersebut membahas mengenai konfilk perbatasan antara Thailand dan Kamboja. (ANTARA/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Kamboja masih menyatakan penolakannya menarik mundur pasukannya dari daerah perbatasan yang diklaim di kawasan kekuasaannya, menyusul permintaan Thailand sebelum melakukan pertukaran nota diplomasi mengenai tim Peninjau dari Indonesia.
"Kami tidak bisa menarik mundur pasukan dari teritori kami. Seharusnya itu sudah jelas," ujar Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong disela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 18 di Balai sidang Jakarta 5-8 Mei 2011.
Menlu Kamboja Hor Namhong menyebutkan yang menjadi masalah saat ini adalah keinginan Thailand untuk menerima TOR tersebut, karena setiap kali Indonesia mengirimkan berkas TOR (term of reference/kerangka acuan) dan pengiriman tim peninjau dari Indonesia, Kamboja selalu menanggapi dengan cepat dan positif.
" Kamboja telah menerima secara resmi dokumen tersebut pada tanggal 2 Mei , kami harap Thailand juga demikian.Kami berharap pengiriman tim peninjau segera terlaksana," tambahnya.
(A050/A011)
"Kami tidak bisa menarik mundur pasukan dari teritori kami. Seharusnya itu sudah jelas," ujar Menteri Luar Negeri Kamboja Hor Namhong disela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 18 di Balai sidang Jakarta 5-8 Mei 2011.
Menlu Kamboja Hor Namhong menyebutkan yang menjadi masalah saat ini adalah keinginan Thailand untuk menerima TOR tersebut, karena setiap kali Indonesia mengirimkan berkas TOR (term of reference/kerangka acuan) dan pengiriman tim peninjau dari Indonesia, Kamboja selalu menanggapi dengan cepat dan positif.
" Kamboja telah menerima secara resmi dokumen tersebut pada tanggal 2 Mei , kami harap Thailand juga demikian.Kami berharap pengiriman tim peninjau segera terlaksana," tambahnya.
(A050/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: