Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengimbau warga pesisir pantai agar senantiasa meningkatkan kewaspadaan terhadap fenomena banjir rob yang terjadi saat ini.
"Meskipun fenomena ini sering terjadi pada waktu-waktu tertentu, namun hal ini perlu diwaspadai dan lebih meningkatkan mitigasi," kata Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Bambang Mahrif di Parigi, Rabu.
Ia mengemukakan, menurut catatan BPBD setempat kondisi muka air di Teluk Tomini saat air pasang melebihi batas maksimum sehingga air laut meluap hingga ke pemukiman warga yang terjadi saat petang hingga malam hari.
Dari fenomena itu, sejumlah desa di Kecamatan Parigi, Kasimbar, Tomini, Palasa dan Kecamatan Mepanga beberapa hari terakhir terendam rob saat air laut pasang.
"Sebanyak 30 persen perumahan trans nelayan di Parigi Moutong terendam rob. Meskipun peristiwa ini dianggap biasa, tetapi mengganggu aktivitas warga," ucap Bambang.
Ia mengaku, BPBD telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi teknis terkait melakukan upaya pencegahan agar kondisi ini tidak terulang.
Upaya lainnya, menggencarkan sosialisasi ke wilayah-wilayah rawan bencana, serta mengajak warga menanam mangrove di pesisir pantai sebagai penghalau abrasi sekaligus meminimalkan dampak rob.
"Kami selalu bersiaga memantau perkembangan fenomena ini. Kami juga mengingatkan warga, bila sewaktu-waktu terjadi situasi mendesak, maka segera mencari tempat yang aman," kata dia menambahkan.

Baca juga: Sebanyak 228 korban banjir Pekalongan masih mengungsi

Baca juga: BMKG Supadio Pontianak prakirakan banjir rob hingga 15 Desember

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG) Stasiun Meteorologi Kela II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim mengemukakan, banjir rob dipicu fase pasang air laut dengan fenomena angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi secara bersamaan.
Kemudian, di tambah adanya curah hujan yang mengalir ke laut dan tertahan oleh genangan air laut mengarah ke darat.
"Artinya, kondisi tersebut membuat dorongan air laut masuk ke daratan lebih cepat, terlebih akibat angin dan gelombang tinggi yang ada ketika fase air laut pasang maksimum sedang terjadi," papar Alim.
Menurut dia, kondisi ini bisa mengancam keselamatan jiwa bila warga secara sengaja berendam atau mandi di laut dalam situasi angin kencang, tau nelayan nekat turun melaut.
"Nelayan mau pun warga pesisir memiliki kearifan dan pengetahuan secara alamiah melihat fenomena ini. Biasanya, rob berlangsung selama sepekan, atau tiga hari sebelum dan sesudah bulan purnama," demikian Alim.

Baca juga: Warga terdampak rob bakal direlokasi ke rusun

Baca juga: Ratusan warga Mataram yang dievakuasi akibat banjir rob kian membaik