Brussels (ANTARA) - Massa dari 4.000 lebih tenaga kesehatan di Brussels, Belgia, pada Selasa (7/12) menggelar aksi protes yang menentang keputusan pemerintah federal bahwa seluruh staf medis wajib menjalani vaksinasi.

Tenaga kesehatan yang menolak disuntik vaksin akan dikenai denda dan kemungkinan diskors.

Massa mengecam vaksinasi wajib sebagai "diskriminasi" dan langkah yang "tidak produktif".

Sejumlah plakat demonstrasi tertulis "kita harus lebih mengedepankan akal sehat " dan "mari selamatkan sistem kesehatan kita ketimbang memecat staf."

"Setiap orang berhak memilih, namun ancaman pemecatan yang melibatkan staf tidak dapat diterima. Kami sudah kekurangan staf. Jika kami diberhentikan, akan menjadi sebuah bencana sekaligus menurunkan minat masyarakat untuk menekuni profesi ini," kata pegawai rumah sakit di Provinsi Liege, Raphael Meys.

Pada 19 November, pemerintah federal mengesahkan undang-undang tentang kewajiban vaksinasi bagi petugas kesehatan.

Per 1 Januari 2022, staf perawatan akan diberi waktu tiga bulan untuk disuntik vaksin.

Per 1 April, apabila keputusan tersebut tidak dilaksanakan, visa atau nomor registrasi staf akan dicabut dan oleh karenanya mereka dapat diberhentikan.

Penyelenggara aksi (front serikat pekerja) telah mengadakan pertemuan dengan kepala staf Menteri Kesehatan Franck Vandenbroucke dan pertemuan berikutnya juga dijadwalkan pekan depan.

Sumber: Xinhua

Baca juga: Belgia temukan kasus pertama varian baru COVID Afsel di Eropa

Baca juga: Belgia perketat pembatasan COVID-19 di tengah lonjakan kasus


Kanselir Jerman resmikan Pusat Pandemi Global di Berlin