Surabaya (ANTARA News) - Unit "International Office and Partnership" (IOP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya merintis "ASEAN University" untuk mengembangkan perkuliahan antar-mahasiswa secara lintas negara di lingkup ASEAN.

"Rencananya, perkuliahan yang bersifat pertukaran SKS (sistem kredit semester) antar-universitas di lingkup ASEAN itu dimulai bulan ini (Mei)," kata Ketua IOP Unair I.G.A.K. Satrya Wibawa MCA kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, mahasiswa yang mengikuti "ASEAN University" itu dapat mengambil mata kuliah di universitas di beberapa negara ASEAN secara daring (dalam jaringan/online), namun hal itu dimulai mahasiswa semester yang sudah memiliki keilmuan dasar dan Bahasa Inggris.

"Kalau sudah ada aplikasi, maka dia dapat berangkat ke universitas yang diinginkan untuk mengikuti perkuliahan selama satu semester dan nilainya akan diakui di universitas-universitas dalam ASEAN University itu," katanya.

Staf pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unair itu menjelaskan, universitas di Indonesia yang tergabung dalam ASEAN University saat ini ada tiga yakni Unair, UI, dan UGM.

"Untuk universitas-universitas di ASEAN, Unair sudah menjalin kerja sama dengan 5-6 universitas di Malaysia, satu universitas di Filipina, 3-4 universitas di Thailand, dan satu universitas di Singapura, sedangkan negara lainnya masih belum," katanya.

Ditanya manfaat "ASEAN University" itu bagi mahasiswa, ia menyatakan, akan meningkatkan wawasan dan kebersamaan antar-masyarakat ASEAN serta saling belajar antar-universitas, apalagi sejumlah universitas dinilai lebih maju dibandingkan dengan Unair.

"Kalau kita dikenal unggul di bidang kedokteran, tapi dalam ekonomi, sains, dan sebagainya mungkin kita bisa belajar kepada universitas yang memiliki laboratorium dan riset lebih baik dari kita," katanya.

Apalagi, katanya, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mencanangkan internasionalisasi pendidikan dengan target waktu 2011-2015.

"Bagi Unair sendiri, kami akan dapat melakukan pertukaran dosen, riset bersama, dan juga beasiswa, sehingga mempercepat kemajuan. Sebaliknya, kami juga siap menerima mahasiswa dan dosen dari negara-negara ASEAN," katanya.

Senada dengan itu, dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unair Dr Rachmah Ida menegaskan bahwa pihaknya juga sudah mengembangkan kerja sama antar-universitas untuk tingkat magister (S2).

"Kami sudah menjalin kerja sama dengan jurusan komunikasi di National University of Singapura (NUS) untuk S2, karena itu mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi yang ingin mengambil studi di Singapura sudah tinggal mendaftar," katanya.

Ia menambahkan kerja sama juga sudah dirintis dengan universitas lain di Singapura seperti National Technology University (NTU).

"Pada 5-8 April lalu, saya diundang NTU untuk konferensi tentang peran media massa dalam konflik agama," katanya.
(E011/R007)