London (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun dramatis pada Kamis karena pedagang cemas atas data ekonomi yang lebih lemah dan mengkhawatirkan menurunnya permintaan energi di Amerika Serikat dan di tempat lainnya, kata analis.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Juni merosot 6,71 dolar AS menjadi 114,48 dolar AS per barel, setelah mencapai 112,55 dolar AS -- titik terendah sejak 17 Maret.

Kontrak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk Juni, menukik 6,14 dolar AS menjadi 103,10 dolar AS per barel, setelah sebelumnya menyentuh 101,08 dolar AS -- yang merupakan tingkat terakhir yang disaksikan pada pertengahan Maret.

"Minyak mentah menukik, karena kekhawatiran permintaan lebih berat daripada ketakutan pasokan baru-baru ini, bertepatan dengan penghindaran risiko di seluruh papan si tengah melemahnya data ekonomi makro," kata analis komoditas VTB Capital, Andrey Kryuchenkov kepada AFP.

"Jatuhnya harga ini juga dipercepat oleh penjualan teknikal berat ... dan `rebound` dolar yang kuat," tambahnya.

Klaim pengangguran AS pekan lalu meroket ke posisi tertinggi delapan bulan, data pemerintah menunjukkan Kamis, dalam sebuah laporan yang menenggelamkan harapan pemulihan menjelang laporan penting pekerjaan April di negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Klaim baru untuk asuransi tunjangan pengangguran AS melompat ke

474.000 dalam pekan yang berakhir 30 April, sebuah kenaikan 10 persen dari minggu sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja melaporkan.

Indikator mingguan yang disesuaikan secara musiman itu meningkat dalam tiga dari empat minggu pada April. Ini adalah jumlah klaim tertinggi sejak pertengahan Agustus 2010 pada 488.000.

Kenaikan tersebut mengejutkan sebagian besar analis yang telah memperkirakan penurunan menjadi 400.000 klaim, dan mengirim rasa ngeri melalui pasar karena investor cemas tentang perlambatan ekonomi terbesar dunia.

Analis CMC Markets, Michael Hewson menambahkan, minyak juga di bawah tekanan jual berat dari kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

"Data ekonomi dari AS yang buruk dan kebijakan menaikkan suku bunga di China dan India telah mendorong kekhawatiran menurunnya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia, dan karena itu permintaan jatuh, mengirimankan harga minyak lebih rendah," tambahnya.

Minyak sudah menukik pada Rabu setelah kenaikan lebih kuat dari yang diperkirakan stok minyak AS, memicu kekhawatiran awal tentang permintaan di Amerika Serikat, negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Departemen Energi AS (DoE) mengatakan Rabu bahwa stok melompat 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 29 April mengalahkan prediksi analis untuk kenaikan 3,2 juta barel.

Peningkat tersebut dilihat sebagai indikasi permintaan energi lebih lembut di ekonomi terbesar dunia.

Minyak mentah berjangka telah merosot sejak awal minggu karena pedagang cemas tentang pertumbuhan yang lebih lambat di importir minyak besar dan memikirkan dampak dari kematian pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden terhadap risiko politik global di pasar, demikian AFP melaporkan. (A026/K004)