Indonesia-Myanmar Tingkatkan Perdagangan Hingga 500 Juta Dolar AS
5 Mei 2011 19:14 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) berjabat tangan dengan Presiden Myanmar U Thein Sein (kiri) saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (5/5).
Jakarta (ANTARA News) - Indonesia-Myanmar sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara hingga mencapai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada 2015.
Kesepakatan tersebut dihasilkan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Uni Myanmar Thein Sein di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Presiden Yudhoyono dalam upacara penyambutan kenegaraan memperkenalkan seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II kepada Presdein Sein yang hanya didampingi oleh kedua menterinya, yaitu Menteri Luar Negeri Wunna Maung Lwin dan Menteri Perencanaan Nasional dan Pembangunan Ekonomi Tin Naing Thein.
Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral, Presiden Yudhoyono maupun Presiden Sein berkomitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Myanmar dalam segala bidang.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan melalui kesepakatan untuk meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara pada 2015 hingga 500 juta dolar AS.
"Khusus bidang perdagangan, kedua negara membahas kerjasama bidang perdagangan dan bahkan investasi. Ada komitmen dari kedua kepala negara untuk meningkatkan jumlah volume perdagangan pada 2015 sehingga mencapai 500 juta dolar AS," ujarnya.
Volume perdagangan Indonesia-Myanmar pada 2010 mencapai 316,02 juta dolar AS dengan investasi Indonesia di negara itu berada pada urutan ke-6 terbesar.
Selain itu, Marty mengatakan, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan investasi khususnya investasi Indonesia di Myanmar dalam bidang energi, pangan, serta infrastruktur.
Selain kerjasama bidang ekonomi dan perdagangan, Menlu menjelaskan, Indonesia-Myanmar juga membahas upaya peningkatan hubungan di bidang sosial budaya, pariwisata, serta hubungan antara masyarakat kedua negara.
"Secara khusus upaya untuk menjalin jalur penerbangan antara Yangoon dan Jakarta sedang dirintis saat ini dan diharapkan ada kesepakatan dalam waktu dekat," demikian Marty. (D013*P008/K004)
Kesepakatan tersebut dihasilkan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Uni Myanmar Thein Sein di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Presiden Yudhoyono dalam upacara penyambutan kenegaraan memperkenalkan seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II kepada Presdein Sein yang hanya didampingi oleh kedua menterinya, yaitu Menteri Luar Negeri Wunna Maung Lwin dan Menteri Perencanaan Nasional dan Pembangunan Ekonomi Tin Naing Thein.
Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral, Presiden Yudhoyono maupun Presiden Sein berkomitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Myanmar dalam segala bidang.
Komitmen tersebut salah satunya diwujudkan melalui kesepakatan untuk meningkatkan volume perdagangan antara kedua negara pada 2015 hingga 500 juta dolar AS.
"Khusus bidang perdagangan, kedua negara membahas kerjasama bidang perdagangan dan bahkan investasi. Ada komitmen dari kedua kepala negara untuk meningkatkan jumlah volume perdagangan pada 2015 sehingga mencapai 500 juta dolar AS," ujarnya.
Volume perdagangan Indonesia-Myanmar pada 2010 mencapai 316,02 juta dolar AS dengan investasi Indonesia di negara itu berada pada urutan ke-6 terbesar.
Selain itu, Marty mengatakan, kedua negara juga sepakat untuk meningkatkan investasi khususnya investasi Indonesia di Myanmar dalam bidang energi, pangan, serta infrastruktur.
Selain kerjasama bidang ekonomi dan perdagangan, Menlu menjelaskan, Indonesia-Myanmar juga membahas upaya peningkatan hubungan di bidang sosial budaya, pariwisata, serta hubungan antara masyarakat kedua negara.
"Secara khusus upaya untuk menjalin jalur penerbangan antara Yangoon dan Jakarta sedang dirintis saat ini dan diharapkan ada kesepakatan dalam waktu dekat," demikian Marty. (D013*P008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: