MSC gelar pelatihan pengenalan standar udang menuju keberlanjutan
8 Desember 2021 13:55 WIB
Peserta Pelatihan Sertifikasi Perikanan Tangap Udang dan Rantai Pengawasan MSC menuju perikanan berkelanjutan di bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru, 6-7 Desember 2021. ANTARA/HO-Humas MSC Indonesia.
Bogor (ANTARA) - Organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) mengadakan pelatihan pengenalan standar perikanan tangkap udang dan rantai pengawasan menuju keberlanjutan kepada pemangku kepentingan terkait di Kalimantan Selatan.
"Kami bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan mendorong adanya perbaikan perikanan atau Fisheries Improvement Program (FIP) udang tangkap melalui penyelenggaraan Pelatihan Pengembangan Kapasitas Tingkat 1 dan Rantai Pengawasan," kata Direktur MSC di Indonesia Hirmen Syofyanto dalam taklimat media yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara
global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.
Kegiatan pelatihan tersebut, kata dia, dilaksanakan pada 6-7 Desember 2021 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Ia menjelaskan sebanyak 40 orang pemangku kepentingan, yakni perwakilan dari beragam latar belakang menghadiri pelatihan itu.
Mereka adalah wakil akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Dinas Perikanan Kelautan, organisasi lingkungan, nelayan dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kotabaru, dan industri perikanan udang, di antaranya PT Sekar Laut Tbk, PT Karya Kencana Sumber Sari, dan PT Misaja Mitra.
Hirmen menjelaskan perikanan udang saat ini menjadi prioritas upaya perbaikan perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama MSC melalui dukungan pembentukan Rencana Aksi Program Perbaikan Perikanan Prioritas yang meliputi wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku hingga Kalimantan Selatan.
"Udang putih dan udang banana merupakan contoh produk andalan perikanan tangkap Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi prioritas dalam program perbaikan perikanan yang berkelanjutan," katanya.
Melalui pelatihan pengenalan standar perikanan dan rantai pengawasan MSC itu, katanya, diharapkan perikanan udang Kalimantan Selatan mengalami peningkatan status perbaikan yang kredibel menuju pemenuhan 28 indikator kinerja dalam 3 prinsip MSC.
Prinsip tersebut, kata Hirmen Syofyanto, mulai dari pendataan stokyang terorganisasi baik, dampak minimal terhadap ekosistem lingkungan serta efektifitas pengelolaan dan manajemen perikanan yang berkelanjutan.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Ir H Muhammad Fadheli menyatakan melalui pelatihan itu para peserta diperkenalkan perihal penggunaan perangkat pendukung program FIP dan membangun kapasitas pemangku kepentingan pelaksanaannya.
"Ke depannya tentu kita berharap ekspor perikanan meningkat, oleh karena itu keterkaitan aspek teknis, ekologi dan pengelolaan menjadi tanggung jawab kita semua," katanya.
Baca juga: MSC-KKP luncurkan platform pelatihan perikanan berkelanjutan
Baca juga: KKP buat Sukabumi jadi percontohan budidaya udang berkelanjutan
Baca juga: MSC-IPB jalin sinergi untuk keberlanjutan sumber daya laut
Baca juga: KKP tebar benur perdana di tujuh lokasi tambak udang berkelanjutan
"Kami bersama Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan mendorong adanya perbaikan perikanan atau Fisheries Improvement Program (FIP) udang tangkap melalui penyelenggaraan Pelatihan Pengembangan Kapasitas Tingkat 1 dan Rantai Pengawasan," kata Direktur MSC di Indonesia Hirmen Syofyanto dalam taklimat media yang diterima di Bogor, Jawa Barat, Rabu.
MSC adalah organisasi nirlaba internasional yang menetapkan standar berbasis sains dan diakui secara
global terhadap penangkapan ikan serta keterlacakan makanan laut yang berkelanjutan.
Kegiatan pelatihan tersebut, kata dia, dilaksanakan pada 6-7 Desember 2021 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Ia menjelaskan sebanyak 40 orang pemangku kepentingan, yakni perwakilan dari beragam latar belakang menghadiri pelatihan itu.
Mereka adalah wakil akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Dinas Perikanan Kelautan, organisasi lingkungan, nelayan dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kotabaru, dan industri perikanan udang, di antaranya PT Sekar Laut Tbk, PT Karya Kencana Sumber Sari, dan PT Misaja Mitra.
Hirmen menjelaskan perikanan udang saat ini menjadi prioritas upaya perbaikan perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama MSC melalui dukungan pembentukan Rencana Aksi Program Perbaikan Perikanan Prioritas yang meliputi wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku hingga Kalimantan Selatan.
"Udang putih dan udang banana merupakan contoh produk andalan perikanan tangkap Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi prioritas dalam program perbaikan perikanan yang berkelanjutan," katanya.
Melalui pelatihan pengenalan standar perikanan dan rantai pengawasan MSC itu, katanya, diharapkan perikanan udang Kalimantan Selatan mengalami peningkatan status perbaikan yang kredibel menuju pemenuhan 28 indikator kinerja dalam 3 prinsip MSC.
Prinsip tersebut, kata Hirmen Syofyanto, mulai dari pendataan stokyang terorganisasi baik, dampak minimal terhadap ekosistem lingkungan serta efektifitas pengelolaan dan manajemen perikanan yang berkelanjutan.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan, Ir H Muhammad Fadheli menyatakan melalui pelatihan itu para peserta diperkenalkan perihal penggunaan perangkat pendukung program FIP dan membangun kapasitas pemangku kepentingan pelaksanaannya.
"Ke depannya tentu kita berharap ekspor perikanan meningkat, oleh karena itu keterkaitan aspek teknis, ekologi dan pengelolaan menjadi tanggung jawab kita semua," katanya.
Baca juga: MSC-KKP luncurkan platform pelatihan perikanan berkelanjutan
Baca juga: KKP buat Sukabumi jadi percontohan budidaya udang berkelanjutan
Baca juga: MSC-IPB jalin sinergi untuk keberlanjutan sumber daya laut
Baca juga: KKP tebar benur perdana di tujuh lokasi tambak udang berkelanjutan
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: