Wellington (ANTARA News/AFP) - Seorang politisi Maori di Selandia Baru memuji pemimpin Al Qaida, Osama bin Laden, yang dibunuh tentara pasukan khusus Amerika Serikat (AS) pada Senin lalu sebagai pejuang kemerdekaan yang membela bangsanya.
Anggota parlemen independen Hone Harwira mengatakan, aspek-aspek positif dari kehidupan Osama harus diakui dan mendesak orang tidak mengutuk pemimpin Al Qaida itu, yang disebutkan Presiden AS, Barrack Obama, tewas ketika pasukan khusus AS menyerbu kompleks tempat tinggalnya di Pakistan.
"Kami tidak mendengar apapun kecuali hal-hal yang negatif tentang dia dari Amerika, tetapi ia berjuang bagi penentuan nasib sendiri bangsanya dan bagi keyakinan-keyakinannya," kata Herawira kepada stasiun televisi berbahasa Maori, Senin.
Ia menimpali, "Tentu saja, seperti yang disebut media, keluarganya, sukunya, bangsanya berkabung.
"Mereka berkabung untuk orang yang berjuang bagi hak, tanah dan kemerdekaan bangsanya. Kita jangan mengecam mereka yang meninggal, tetapi mengakui aspek-aspek positif kehidupan mereka," ujarnya.
Harawira dalam pernyataannya yang disiarkan media berbahasa Inggris, Kamis, mengatakan adalah satu kebiasaan bagi pribumi Maori di Selandia Baru untuk "menghormati dan berkabung" bagi mereka yang meninggal, termasuk Osama.
Harawira, seorang pembela kuat bagi hak-hak Maori, memicu kontroversi tahun lalu ketika ia mengatakan tidak akan ingin anak-anaknya berpacaran dengan warga Selandia Baru yang berkulit putih.
Ia dulu anggota Partai Maori, satu mitra minoritas dalam pemerintah konservatif yang dipimpin Partai Nasional, tetapi mengundurkan diri Februari, dengan mengatakan partai itu tidak cukup banyak berbuat untuk memajukan perjuangan penduduk pribumi.
Komentar-komentarnya mengenai kematian Osama itu bertentangan dengan tanggapan Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, menyangkut operasi militer AS. Key menyebutkan: "Saya sangat yakin bahwa dunia adalah satu tempat yang lebih aman tanpa Osama bin Laden."
(Uu.H-RN/H-AK)
Anggota Parlemen Selandia Baru Puji Osama Sebagai Pejuang Kemerdekaan
5 Mei 2011 14:52 WIB
(REUTERS/Naseer Ahmed/djo/11)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: