Denpasar Festival XIV digelar daring-luring 10-23 Desember
8 Desember 2021 00:34 WIB
Walikota Denpasar IGN Jaya Negara (tengah) bersama Wali Kota Denpasar, Kadek agus Arya Wibawa (kedua kanan), Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana (kanan) dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar M.A Dezire Mulyani (kedua kiri) saat memberikan keterangan pers mengenai Denpasar Festival ke-14 di Gedung Dharmanegara Alaya, Denpasar, Bali pada Selasa. ANTARA/Nyoman Hendra.
Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar menggelar Denpasar Festival (Denfest) XIV secara daring-luring pada 10-23 Desember 2021 dengan melibatkan 926 seniman, 215 musisi, 71 pelaku UMKM dan 20 komunitas film.
Acara Denpasar Festival pada tahun ini telah terkurasi dan terpilih sebagai salah satu festival berskala nasional dari gelaran Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia 2021.
"Dapat dikatakan, strategi terbaru dari pelaksanaan Denpasar Festival adalah pelaksanaan secara desentralisasi, inovasi, kolaborasi dan adaptasi," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Dharmanegara Alaya Denpasar pada Selasa.
Ia menambahkan terpilihnya Denpasar Festival tidak terlepas dari konseptualisasi Denfest yang bertumpu pada aspek kreativitas berbasis inovasi dan teknologi digital, aspek kolaborasi berbasis potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat, serta aspek penerapan protokol kesehatan 5M (Mencuci Tangan, Menggunakan Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas) dan CHSE, yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) yang ketat.
Denpasar Festival tersebut mengusung konsep dynamic regulated spaces yang mampu mengakomodasi perhelatan kreatif dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 dan konsep itu ditempuh sebagai bentuk manajemen risiko kesehatan seiring dengan pemulihan dunia dari pandemi COVID-19.
Baca juga: Sekda Denpasar apresiasi Pameran Foto "Grubug Ageng" dalam Denfest-20
Secara spesifik tema tahun ini adalah Arsa Wijaya: Kemenangan Harapan. Tema ini menjadi petanda dan perayaan bahwa kreativitas adalah kekuatan pemersatu untuk mengatasi kesulitan, terutama krisis multidimensi akibat pandemi COVID-19.
"Kreativitas menjelma sebagai obat kebangkitan, dengan begitulah kemenangan harapan diraih dengan Spirit Arsa Wijaya merekat-rekat ke seluruh aktivitas kreatif sebagai injeksi bagi kebangkitan ekonom kreatif yang mengakar dari konsep Ekonomi Oranye," katanya.
Denpasar Festival ke-14 melibatkan berbagai elemen masyarakat, baik itu seniman tradisi maupun seniman modern yang disajikan secara hybrid, baik daring maupun luring.
“Ada banyak pihak yang dilibatkan mulai dari masyarakat dan unsur seni, pelaku UMKM, komunitas kreatif elemen masyarakat desa, para sineas, hingga pembicara yang tampil dalam sesi workshop Denfest 2021,” katanya.
Ia menambahkan juga melibatkan peserta dari negara lain yakni Konsulat Jenderal Vietnam, India, hingga Jepang.
Baca juga: Kemarin, persiapan "Denfest 2020" hingga sirine tsunami di Banten
Nantinya akan ada penampilan dari Seni tradisi khas Bali yang ditampilkan oleh setiap desa adat pada empat kecamatan di Denpasar dan juga ada garapan seni modern dan penyanyi hits Bali juga turut menyemarakkan acara Denpasar Festival ke-14.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, untuk tahun ini pelaksanaan Denpasar Festival menggunakan prinsip desentralisasi.
Prinsip desentralisasi yang diterapkan dalam pelaksanaan Denpasar Festival ke-14 mengacu pada penyebaran lokasi pelaksanaan Denpasar Festival pada tahun 2021 ini.
Persebaran lokasi tersebut meliputi Pelibatan catur desa atau empat desa klaster kreatif, Pasar Badung sebagai jantung kehidupan masyarakat.
Secara rinci Persebaran lokasi tersebut meliputi Dharma Negara Alaya (DNA), Pasar Badung, Denpasar Utara, Wantilan Desa Adat Poh Gading, Denpasar Barat, Banjar Abasan Tegal Buah Denpasar Timur, Wantilan Pengerebongan Kesiman, Denpasar Selatan, Wantilan Desa Adat Renon, Merthasari, dan Muntig Siokan.
Baca juga: 15 Fotografer Bali pamerkan 40 foto COVID-19 dalam ajang Denfest 2020
Untuk di Denpasar Utara digelar di Wantilan Desa Adat Poh Gading, di Denpasar Barat digelar di Banjar Abasan Tegal Buah, di Denpasar Timur digelar di Wantilan Pengerebongan Kesiman, dan di Denpasar Selatan digelar di Wantilan Desa Adat Renon, Mertasari, dan Muntig Siokan.
“Penyebaran ini diharapkan dapat menstimulasi kondisi ekonomi tanpa mengabaikan protokol kesehatan,” katanya.
Ia menambahkan penyebaran lokasi pelaksanaan Denpasar Festival tahun ini secara teknis menjadi jalan tengah terhadap keberlangsungan agenda kreatif yang berpijak pada desentralisasi, inovasi, kolaborasi, dan adaptasi terutama dalam membatasi munculnya kerumunan yang rentan meledakkan jumlah warga terpapar virus COVID-19.
Untuk sumber dana pelaksanaan Denpasar Festival ke-14 ini menggunakan APBD Kota Denpasar dengan besaran anggaran yakni Rp3.5 miliar
"Dana ini murni berbasis padat karya seni budaya dan kreativitas. Minimal seniman semangat karena selama ini kesulitan akibat pandemi, kami berikan stimulus untuk yang tampil," katanya.
Denpasar Festival era baru mendorong adaptasi partisipan dan penonton agar menikmati tontonan secara virtual melalui live streaming yang disiarkan pada kanal youtube Kreativi Denpasar sehingga pelibatan pemirsa secara daring, misi kesenian tetap berjalan tanpa mengabaikan aspek kesehatan.
Selain itu, perhelatan Denpasar Festival dapat dinikmati secara luring hanya bagi warga kota yang telah memenuhi persyaratan mawas pandemi, yaitu dengan melakukan vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan 5M dan pengunjung diwajibkan mengunduh aplikasi peduli lindungi dan melakukan scan QR Code yang telah disiapkan di setiap titik perhelatan Denpasar Festival.
Target Denpasar Festival ke-14 bukanlah sebatas perkara angka jumlah pengunjung dan perputaran uang selama festival, melainkan festival Denfest dapat menjadi ruang interaksi sosial bagi warga dengan beragam identitas, berhasil menjadi wadah penikmatan kreativitas sekaligus hiburan bagi masyarakat, serta sebagai media pendidikan, pembelajaran, dan pengungkapan seni.
Baca juga: Pemkot Denpasar persiapan "Denfest 2020" di tengah COVID-19
Acara Denpasar Festival pada tahun ini telah terkurasi dan terpilih sebagai salah satu festival berskala nasional dari gelaran Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia 2021.
"Dapat dikatakan, strategi terbaru dari pelaksanaan Denpasar Festival adalah pelaksanaan secara desentralisasi, inovasi, kolaborasi dan adaptasi," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Dezire Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Dharmanegara Alaya Denpasar pada Selasa.
Ia menambahkan terpilihnya Denpasar Festival tidak terlepas dari konseptualisasi Denfest yang bertumpu pada aspek kreativitas berbasis inovasi dan teknologi digital, aspek kolaborasi berbasis potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat, serta aspek penerapan protokol kesehatan 5M (Mencuci Tangan, Menggunakan Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan, dan Mengurangi Mobilitas) dan CHSE, yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) yang ketat.
Denpasar Festival tersebut mengusung konsep dynamic regulated spaces yang mampu mengakomodasi perhelatan kreatif dengan penerapan protokol kesehatan COVID-19 dan konsep itu ditempuh sebagai bentuk manajemen risiko kesehatan seiring dengan pemulihan dunia dari pandemi COVID-19.
Baca juga: Sekda Denpasar apresiasi Pameran Foto "Grubug Ageng" dalam Denfest-20
Secara spesifik tema tahun ini adalah Arsa Wijaya: Kemenangan Harapan. Tema ini menjadi petanda dan perayaan bahwa kreativitas adalah kekuatan pemersatu untuk mengatasi kesulitan, terutama krisis multidimensi akibat pandemi COVID-19.
"Kreativitas menjelma sebagai obat kebangkitan, dengan begitulah kemenangan harapan diraih dengan Spirit Arsa Wijaya merekat-rekat ke seluruh aktivitas kreatif sebagai injeksi bagi kebangkitan ekonom kreatif yang mengakar dari konsep Ekonomi Oranye," katanya.
Denpasar Festival ke-14 melibatkan berbagai elemen masyarakat, baik itu seniman tradisi maupun seniman modern yang disajikan secara hybrid, baik daring maupun luring.
“Ada banyak pihak yang dilibatkan mulai dari masyarakat dan unsur seni, pelaku UMKM, komunitas kreatif elemen masyarakat desa, para sineas, hingga pembicara yang tampil dalam sesi workshop Denfest 2021,” katanya.
Ia menambahkan juga melibatkan peserta dari negara lain yakni Konsulat Jenderal Vietnam, India, hingga Jepang.
Baca juga: Kemarin, persiapan "Denfest 2020" hingga sirine tsunami di Banten
Nantinya akan ada penampilan dari Seni tradisi khas Bali yang ditampilkan oleh setiap desa adat pada empat kecamatan di Denpasar dan juga ada garapan seni modern dan penyanyi hits Bali juga turut menyemarakkan acara Denpasar Festival ke-14.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, untuk tahun ini pelaksanaan Denpasar Festival menggunakan prinsip desentralisasi.
Prinsip desentralisasi yang diterapkan dalam pelaksanaan Denpasar Festival ke-14 mengacu pada penyebaran lokasi pelaksanaan Denpasar Festival pada tahun 2021 ini.
Persebaran lokasi tersebut meliputi Pelibatan catur desa atau empat desa klaster kreatif, Pasar Badung sebagai jantung kehidupan masyarakat.
Secara rinci Persebaran lokasi tersebut meliputi Dharma Negara Alaya (DNA), Pasar Badung, Denpasar Utara, Wantilan Desa Adat Poh Gading, Denpasar Barat, Banjar Abasan Tegal Buah Denpasar Timur, Wantilan Pengerebongan Kesiman, Denpasar Selatan, Wantilan Desa Adat Renon, Merthasari, dan Muntig Siokan.
Baca juga: 15 Fotografer Bali pamerkan 40 foto COVID-19 dalam ajang Denfest 2020
Untuk di Denpasar Utara digelar di Wantilan Desa Adat Poh Gading, di Denpasar Barat digelar di Banjar Abasan Tegal Buah, di Denpasar Timur digelar di Wantilan Pengerebongan Kesiman, dan di Denpasar Selatan digelar di Wantilan Desa Adat Renon, Mertasari, dan Muntig Siokan.
“Penyebaran ini diharapkan dapat menstimulasi kondisi ekonomi tanpa mengabaikan protokol kesehatan,” katanya.
Ia menambahkan penyebaran lokasi pelaksanaan Denpasar Festival tahun ini secara teknis menjadi jalan tengah terhadap keberlangsungan agenda kreatif yang berpijak pada desentralisasi, inovasi, kolaborasi, dan adaptasi terutama dalam membatasi munculnya kerumunan yang rentan meledakkan jumlah warga terpapar virus COVID-19.
Untuk sumber dana pelaksanaan Denpasar Festival ke-14 ini menggunakan APBD Kota Denpasar dengan besaran anggaran yakni Rp3.5 miliar
"Dana ini murni berbasis padat karya seni budaya dan kreativitas. Minimal seniman semangat karena selama ini kesulitan akibat pandemi, kami berikan stimulus untuk yang tampil," katanya.
Denpasar Festival era baru mendorong adaptasi partisipan dan penonton agar menikmati tontonan secara virtual melalui live streaming yang disiarkan pada kanal youtube Kreativi Denpasar sehingga pelibatan pemirsa secara daring, misi kesenian tetap berjalan tanpa mengabaikan aspek kesehatan.
Selain itu, perhelatan Denpasar Festival dapat dinikmati secara luring hanya bagi warga kota yang telah memenuhi persyaratan mawas pandemi, yaitu dengan melakukan vaksinasi dan mematuhi protokol kesehatan 5M dan pengunjung diwajibkan mengunduh aplikasi peduli lindungi dan melakukan scan QR Code yang telah disiapkan di setiap titik perhelatan Denpasar Festival.
Target Denpasar Festival ke-14 bukanlah sebatas perkara angka jumlah pengunjung dan perputaran uang selama festival, melainkan festival Denfest dapat menjadi ruang interaksi sosial bagi warga dengan beragam identitas, berhasil menjadi wadah penikmatan kreativitas sekaligus hiburan bagi masyarakat, serta sebagai media pendidikan, pembelajaran, dan pengungkapan seni.
Baca juga: Pemkot Denpasar persiapan "Denfest 2020" di tengah COVID-19
Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Nyoman Hendra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: