"Kita tetap melakukan pengetatan di pintu masuk negara, tapi kita tetap berhati-hati karena kemungkinan adanya varian Omicron yang dideteksi tanpa ada riwayat perjalanan ke luar negeri," ujar Siti Nadia Tarmidzi dalam dialog bertema "Disiplin Masker dan Vaksinasi Cegah Omicron," yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan di beberapa negara yang melaporkan adanya Omicron, seperti Spanyol dan Amerika Serikat diketahui muncul varian Omicron tanpa adanya riwayat perjalanan luar negeri dari yang terpapar.
Baca juga: Epidemiolog: Pentingnya mewaspadai masuknya Omicron tanpa terdeteksi
Baca juga: Kemenkes: Protokol kesehatan dan vaksinasi cegah mutasi COVID-19
Ia mengingatkan, kelompok lansia berpotensi paling terkena dampak terhadap varian Omicron seperti yang terjadi di Jerman.
"Seperti di Jerman dan di banyak negara lain itu adalah kelompok lansia yang paling akan berdampak," tuturnya.
Maka itu, Nadia mengatakan, pemerintah akan memprioritaskan kelompok lansia untuk mendapatkan vaksin booster.
Dalam kesempatan sama, Biostatistika Epidemiologi FKM Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan hingga hari ini belum diketahui pasti karakteristik virus Corona B.1.1.529 atau varian Omicron.
"Sampai hari ini WHO belum tahu persis. Apakah lebih berbahaya dari Delta, lebih menular, atau mematikan, belum tahu persis. Tapi apapun itu jangan sampai masuk ke Indonesia," katanya.
Namun, ia menyampaikan, cara penularan varian Omicron sama dengan varian virus Corona lainnya. Maka itu, cara pencegahannya pun sama.
Baca juga: Satgas COVID-19: PCR di gerbang internasional dapat deteksi Omicron
Baca juga: Dunia usaha sambut pembatalan PPKM level 3 serentak periode Nataru