Yogyakarta (ANTARA News) - Ketersediaan beras di Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Mei 2011 mencapai 206.876 ton atau surplus 171.366 ton, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan provinsi tersebut Asikin Chalifah.

"Ketersediaan beras itu surplus 171.366 ton dari total kebutuhan konsumsi rumah tangga dan nonrumah tangga yang mencapai 35.510 per bulan," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Namun demikian, menurut dia, ketersediaan beras pada Mei 2011 tersebut lebih rendah dibandingkan dengan April 2011 yang mencapai 209.480 ton dengan surplus 173.970 ton.

"Ketersediaan bahan pangan tersebut masih ditambah cadangan beras Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 29.625 ton dan Bulog DIY 10.892,5 ton," katanya.

Ia mengatakan, ketersediaan jagung pada Mei 2011 sebanyak 97.991 ton, lebih rendah dibandingkan dengan April 2011 yang mencapai 108.190 ton.

"Hal itu di antaranya disebabkan oleh anomali iklim. Anomali iklim merupakan proses global yang dinamis, sulit dikendalikan dan dimodifikasi, dan berdampak luas pada ketahanan pangan wilayah," katanya.

Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, diperlukan adanya distribusi pangan yang efektif, efisien, dan berkesinambungan.

"Saat ini pasokan beras, gula pasir, telur ayam buras, daging ayam ras, dan minyak goreng di Pasar Kranggan, Demangan, dan Beringharjo Yogyakarta dalam kondisi normal," katanya.

Ia mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani rata-rata pada April 2011 sebesar Rp3.019,13 per kilogram dan di tingkat penggilingan Rp3.061,09 per kilogram.

"Harga GKP baik di tingkat petani maupun penggilingan itu terdapat selisih sekitar 4,23 persen dari harga Maret 2011," katanya. (ANT/K004)