Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu, masih tetap terpuruk, karena pelaku terus melepas rupiah, meski aksi tersebut cenderung agak berkurang.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 11 poin menjadi Rp8.551 per dolar dari sebelumnya Rp8.450.

Analis PT First Asia Capital Irfan Kurniawan di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah sepanjang Rabu ini tetap merosot, karena pelaku pasar cenderung menjual mata uang lokal itu.

Kemerosotan rupiah itu juga diikuti oleh indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pukul 16.00 turun 15 poin lebih akibat merosotnya saham-saham di Wall Street, katanya.

Menurut dia, tekanan terhadap rupiah itu berasal dari hasil laporan kinerja perushaan Amerika Serikat (AS) pada kuartal pertama 2011 sangat mengecewakan.

Meski demikian rupiah masih dapat bangkit kembali, karena faktor internal masih cukup baik. Fundamental ekonomi Indonesia makin bagus, katanya.

Posisi rupiah, lanjut dia, sebenarnya masih cukup baik karena berada dalam kisaran yang sempit antara Rp8.500 hingga Rp8.550.

Kondisi ini kemungkinan karena intervensi Bank Indonesia (BI) agar rupiah tidak terlalu cepat mencapai angka Rp8.500, ucapnya.

Ia mengatakan, kenaikan rupiah sebenarnya sangat positif bagi anggaran pemerintah dalam upaya membantu dana subsidi bahan bakar minyak, akibat menguat harga minyak mentah dunia.

Namun di sisi lain, eksportir kurang menyukai kenaikan rupiah, mereka akan kesulitan menetapkan harga jual produknya di pasar ekspor, ucapnya.
(CS)