Jakarta (ANTARA News) - Intelektual muda Indonesia, Anies Baswedan mengatakan, keluarga adalah benteng terdepan untuk mencegah radikalisme sehingga orangtua harus dibekali pengetahuan dan pemahaman nasionalisme.

"Lahan yang paling penting untuk dipenetrasi adalah keluarga, karena benteng terdepan adalah keluarga. Orangtua harus dibekali pengetahuan apalagi mereka yang paling awal membaca tanda-tanda ekstrimisme di tiap-tiap individu," kata Anies di Jakarta, Rabu.

Anies mengatakan hal tersebut dalam diskusi publik Indosiana tentang mengupas radikalisme di sekitar kita; langkah bersama mengembalikan iklim toleransi di Indonesia yang digelar Universitas Paramadina, Jakarta.

Menurut Rektor Universitas Paramadina tersebut, orangtua perlu dibekali pengetahuan dan diberi materi mengenai kebangsaan sebab selama ini seakan-akan peran keluarga terlupakan dan anak dibiarkan tanpa pendamping. Pendidikan anak hanya diserahkan ke sekolah tanpa pengawasan orangtua.

Dikatakannya, dengan memberi fokus pada orangtua diharapkan perlahan-lahan bisa mencegah tumbuhnya radikalisme.

Selain itu, pemahaman Pancasila juga saat ini tidak hadir lagi di dalam keluarga dan kelas sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila tersebut terabaikan.

"Pancasila harus eksis lagi, dimana terminologi kandungannya harus muncul lagi di keluarga dan kelas. Hari ini rumah-rumah kita tidak menjadi tempat untuk membicarakan makna Pancasila lagi," tambahnya.

Dalam sebulan terakhir marak pemberitaan mahasiswa hilang yang dikaitkan dengan gerakan radikalisme yang disebut-sebut dilakukan oleh organisasi yang menamakan dirinya Negara Islam Indonesia (NII).

Hilangnya orang-orang muda tersebut diperkirakan direkrut sebagai anggota NII menimbulkan keresahan orangtua dan pihak kampus.(*)
(T.D016/E001)