Jakarta (ANTARA News) - Pihak Tentara Nasional Indonesia menyatakan penemuan benda mencurigakan di areal Komplek Gelora Bung Karno, merupakan bagian skenario pengamanan penyelengaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-8.
"Kami melakukan berbagai macam skenario untuk mengamankan KTT ini mulai dari ancaman bom hingga antisipasi," kata Kepala Staf Umum Mabes TNI, Letnan Jenderal TNI J Suryo Prabowo di Jakarta, Rabu.
Pernyataan Suryo itu, terkait dengan adanya penemuan benda mencurigakan dalam kendaraan minibus warna abu-abu bernomor polisi F-1790-FC di Pintu I Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Rabu (4/5).
Suryo menyatakan penemuan benda mencurigakan itu, merupakan bagian skenario untuk mengukur kesiapsiagaan anggota TNI maupun Polri saat mengamankan KTT.
Jenderal TNI bintang tiga itu, menegaskan penemuan benda mencurigakan tersebut, tidak terkait dengan ancaman paket bom yang dilakukan seseorang.
TNI membuat skenario dengan cara menyimpan kendaraan roda empat di sekitar Pintu I Gelora Bung Karno, sejak Selasa (3/5) sore.
Selanjutnya, TNI mengasumsi ada orang melihat benda mencurigakan pada kendaraan, seperti bom yang terdapat rangkaian bom, melaporkan kepada petugas kepolisian.
Kemudian tim Penjinak Bom Gegana Brimob Polda memeriksa benda mencurigakan dan mengamankannya.
Suryo menyebutkan berdasarkan hasil simulasi skenario penemuan benda mencurigakan tersebut, anggota TNI dan Polri harus meningkatkan koordinasi. "Masih banyak yang harus dikoordinasikan kembali terkait pengamanan dan pengecekan," ujar Suryo.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya), Inspektur Jenderal Polisi Sutarman membenarkan adanya skenario ancaman benda mencurigakan untuk mengukur kesiapsiagaan anggota pengamanan KTT.
Para pemimpin negara Asia Negara menghadiri KTT ASEAN ke-8 mulai 7-8 Mei 2011 di Jakarta Convention Center (JCC).
(T014)
TNI: Temuan Benda Mencurigakan Skenario Pengamanan KTT
4 Mei 2011 16:44 WIB
Ilustrasi Pengamanan KTT Asean (ANTARA/Yudhi Mahatma)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011
Tags: