Ketua MPR RI dukung operasi penanganan darurat erupsi Semeru dari BNPB
7 Desember 2021 15:19 WIB
Tambahan alat-alat berat tersedia untuk membantu kerja BNPB di lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). (ANTARA/HO-Puspen TNI)
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung berbagai upaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menjalankan operasi penanganan darurat pasca-erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, Sabtu (4/12).
"Para personel BNPB telah melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dukungan tersebut diberikannya melalui komunikasi via panggilan suara dengan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Selain personel, lanjut Bamsoet, sejumlah peralatan diterjunkan pula untuk membantu pencarian warga yang diduga masih hilang. Peralatan itu meliputi 3 unit helikopter dari BNPB dan 2 unit hagglund dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.
Baca juga: Pengungsi erupsi Gunung Semeru bercerita kepada Presiden
Pasca-erupsi yang terjadi, kata Bamsoet, lebih dari 900 personel gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko).
"Dari laporan sementara BNPB hingga Senin (6/12) malam, korban luka-luka mencapai 56 warga, 22 warga hilang, dan 22 warga meninggal dunia, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa dan warga mengungsi sebanyak 2.004 jiwa," papar dia.
Menurut Bamsoet, jumlah tersebut bisa semakin bertambah karena petugas di posko masih melakukan pendataan dan validasi.
Kemudian, ia juga meyampaikan BNPB dengan dukungan berbagai pihak telah membangun 19 titik pengungsian yang tersebar di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, dan Pasirian.
Dari ketiga kecamatan tersebut, jumlah penyintas tertinggi berada di Kecamatan Candipuro dengan jumlah 1.136 jiwa. Lalu, disusul Pasirian dengan 563 jiwa dan Pronojiwo sebanyak 305 jiwa.
"BNPB juga melaporkan, selain dampak korban jiwa, awan panas guguran Gunung Semeru juga mengakibatkan kerusakan di sektor pemukiman, pendidikan, bahkan sarana dan prasarana," tambahnya.
Untuk mengatasi kerusakan itu, ujar Bamsoet, posko masih terus melakukan pemutakhiran dampak kerugian material dengan data sementara 2.970 unit rumah terdampak, 38 unit fasilitas pendidikan, dan 1 unit jembatan (Jembatan Gladak Perak) putus," ungkap dia.
Bamsoet juga mengatakan uluran tangan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk membantu para korban yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Ia memaparkan kebutuhan para pengungsi terdiri atas pakaian, selimut, makanan, minuman, makanan bayi, susu bayi, popok, dan pembalut.
"Dukungan dari masyarakat dapat meringankan beban para pengungsi dan personel BNPB yang bertugas," ucap Bamsoet.
Baca juga: PLN sebut telah pulihkan semua gardu listrik terdampak erupsi Semeru
Baca juga: Tagana DKI Jakarta salurkan bantuan untuk korban erupsi Gunung Semeru
"Para personel BNPB telah melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dukungan tersebut diberikannya melalui komunikasi via panggilan suara dengan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Selain personel, lanjut Bamsoet, sejumlah peralatan diterjunkan pula untuk membantu pencarian warga yang diduga masih hilang. Peralatan itu meliputi 3 unit helikopter dari BNPB dan 2 unit hagglund dari Palang Merah Indonesia (PMI) yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik.
Baca juga: Pengungsi erupsi Gunung Semeru bercerita kepada Presiden
Pasca-erupsi yang terjadi, kata Bamsoet, lebih dari 900 personel gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko).
"Dari laporan sementara BNPB hingga Senin (6/12) malam, korban luka-luka mencapai 56 warga, 22 warga hilang, dan 22 warga meninggal dunia, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa dan warga mengungsi sebanyak 2.004 jiwa," papar dia.
Menurut Bamsoet, jumlah tersebut bisa semakin bertambah karena petugas di posko masih melakukan pendataan dan validasi.
Kemudian, ia juga meyampaikan BNPB dengan dukungan berbagai pihak telah membangun 19 titik pengungsian yang tersebar di 3 kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, dan Pasirian.
Dari ketiga kecamatan tersebut, jumlah penyintas tertinggi berada di Kecamatan Candipuro dengan jumlah 1.136 jiwa. Lalu, disusul Pasirian dengan 563 jiwa dan Pronojiwo sebanyak 305 jiwa.
"BNPB juga melaporkan, selain dampak korban jiwa, awan panas guguran Gunung Semeru juga mengakibatkan kerusakan di sektor pemukiman, pendidikan, bahkan sarana dan prasarana," tambahnya.
Untuk mengatasi kerusakan itu, ujar Bamsoet, posko masih terus melakukan pemutakhiran dampak kerugian material dengan data sementara 2.970 unit rumah terdampak, 38 unit fasilitas pendidikan, dan 1 unit jembatan (Jembatan Gladak Perak) putus," ungkap dia.
Bamsoet juga mengatakan uluran tangan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk membantu para korban yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
Ia memaparkan kebutuhan para pengungsi terdiri atas pakaian, selimut, makanan, minuman, makanan bayi, susu bayi, popok, dan pembalut.
"Dukungan dari masyarakat dapat meringankan beban para pengungsi dan personel BNPB yang bertugas," ucap Bamsoet.
Baca juga: PLN sebut telah pulihkan semua gardu listrik terdampak erupsi Semeru
Baca juga: Tagana DKI Jakarta salurkan bantuan untuk korban erupsi Gunung Semeru
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: