Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi turun 18 poin menjadi Rp8.558 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.540, meski dolar AS di pasar regional melemah.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Rabu mengatakan, koreksi terhadap rupiah tidak akan berlangsung lama, kemungkinan pada sesi siang akan kembali menguat yang didukung oleh positif pasar internal.

Koreksi itu kemungkinan aksi Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi agar kenaikan rupiah untuk mencapai level Rp8.500 per dolar tidak terlalu cepat, katanya.

Rupiah, menurut dia sebenarnya kalau tidak dihambat oleh BI sudah berada pada level Rp8.500 per dolar, namun BI berusaha menjaga mata uang lokal itu agar berada dalam kisaran yang sempit.

"Kami optimis BI hanya menjaga kenaikan rupiah tidak terlalu, karena para eksportir sudah menyatakan kesulitan dengan kenaikan rupiah yang terus terjadi," katanya.

Ia mengatakan, rupiah masih berpeluang untuk naik hingga mencapai level 8.000 per dolar, karena para pelaku asing tetap berminat masuk ke pasar menyusul fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik.

Pelaku asing masih akan melakukan investasi di pasar Asia khususnya Indonesia yang masih memberikan keuntungan yang lebih baik, katanya.

Menurut dia, apabila rupiah mencapai level Rp8.500 per dolar, maka eksportir makin mengeluh dan meminta BI untuk menekan agar kembali di atas level Rp8.500 per dolar.

"Kami memperkirakan BI akan melakukan intervensi apabila ada peluang yang baik untuk masuk, namun untuk sementara ini diperkirakan BI hanya memantau saja, " katanya.

Peluang rupiah, lanjut dia kedepan masih besarf, setelah Bank sentral AS menerapkan tingkat suku bunga rendah yang mendorong pelaku asing cenderung melepas dolarnya.

Hal ini dilakukan bank sentral itu dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi AS yang masih tak menentu, ujarnya.
(*)