Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah akun Facebook menguraikan sejumlah gejala yang diakibatkan virus SARS-CoV-2 varian Omicron dalam sebuah unggahan.

Gejala-gejala yang disebutkan dalam unggahan pada 30 November 2021 itu antara lain: gagal jantung, aritmia atau gangguan irama jantung, inflamasi jantung (miokarditis/pericarditis), gumpalan darah, stroke, kerusakan saraf perifer, dan kegagalan multi-organ.

Selain menguraikan gejala-gejala, terdapat pula tambahan narasi yang diunggah dalam bahasa Inggris itu:
“Omicron terdengar seperti komplikasi akibat percobaan obat tertentu, bukan?”

Unggahan itu telah disukai 171 pengguna lain, mendapatkan delapan komentar, serta diunggah ulang oleh lebih dari 300 pengguna lain.

Namun, apakah varian Omicron merupakan komplikasi akibat percobaan obat tertentu?
Unggahan hoaks yang menyatakan gejala-gejala COVID-19 varian Omicron menyerupai komplikasi akibat percobaan obat tertentu, yang mengarah pada vaksin COVID-19. (Facebook)


Penjelasan:
Tidak ada bukti bahwa gejala yang tercantum dalam postingan tersebut adalah komplikasi akibat percobaan obat-obat tertentu, terutama jika merujuk pada dampak vaksin COVID-19.

Varian Omicron juga tidak menyebabkan seseorang mengalami gejala-gejala seperti disebut dalam unggahan Facebook itu, demikian laporan Reuters.

Profesor patologi dan kedokteran laboratorium di University of Wisconsin-Madison David O'Connor mengatakan butuh waktu atau kasus-kasus untuk mengetahui apakah varian Omicron menunjukkan gejala yang berbeda.

Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lain.

Dilansir dari laman resmi WHO, penularan dan tingkat keparahan penyakit dari varian Omicron belum jelas karena masih membutuhkan studi lebih lanjut.

WHO juga akan terus memberikan pembaharuan informasi terkait varian Omicron ini.

Klaim: Hoaks! COVID-19 varian Omicron muncul karena komplikasi percobaan obat
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Virus COVID-19 varian Omicron tidak terdeteksi pada tes PCR

Baca juga: Reisa: Ada enam indikator yang dimonitor saat kendalikan COVID-19

Baca juga: Riza minta vaksinasi anak 6-11 tahun untuk antisipasi Omicron