New York (ANTARA) - Wall Street lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah kekhawatiran atas varian Virus Corona Omicron mereda dengan sektor-sektor yang sensitif secara ekonomi dan saham-saham terkait perjalanan menguat, karena investor didorong oleh beberapa komentar optimis dari pejabat tinggi AS tentang varian virus terbaru.

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 646,95 poin atau 1,87 persen, menjadi menetap di 35.227,03 poin. Indeks S&P 500 bertambah 53,24 poin atau 1,17 persen, menjadi berakhir di 4.591,67 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 139,68 poin atau 0,93 persen, menjadi ditutup di 15.225,15 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor industri dan kebutuhan pokok konsumen masing-masing menguat 1,64 persen dan 1,60 persen, memimpin kenaikan,diikuti oleh sektor energi dan utilitas yang masing-masing naik 1,5 persen.

Indeks Transportasi Dow Jones yang sensitif secara ekonomi mengungguli pasar yang lebih luas dengan kenaikan 2,3 persen, sementara indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 meningkat 2,0 persen.

Sementara varian Omicron telah menyebabkan tanda bahaya dan beberapa pembatasan baru di seluruh dunia, investor tampaknya diyakinkan oleh Dr Anthony Fauci, pejabat tinggi penyakit menular AS, yang mengatakan kepada CNN bahwa "sejauh ini tampaknya tidak ada tingkat keparahan yang besar untuk itu." Namun, dia mengatakan bahwa studi lebih lanjut diperlukan.

Baca juga: Dolar menguat tipis, ditopang minimnya perkembangan negatif Omicron

"Orang-orang tidak terlalu khawatir tentang varian ini," kata Kepala Strategi Investasi Baker Avenue Asset Management, King Lip, di San Francisco.

Lip juga mengutip dorongan dari berita bahwa bank sentral China akan memotong jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan, berpotensi meningkatkan perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjual produk di China serta ekonomi China.

Indeks-indeks utama Wall Street telah berayun liar sejak 26 November karena investor mencerna berita tentang varian Omicron dan kemudian komentar hawkish Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell pekan lalu tentang pengurangan lebih cepat pembelian obligasi pemerintah untuk mengatasi lonjakan inflasi.

Penyelesaian indeks S&P 500 pada Senin (6/12/2021) adalah 2,3 persen di bawah di mana ia diperdagangkan sebelum investor mulai bereaksi terhadap virus Omicron.

"Jika kekuatan hari ini di saham-saham unggulan dapat mempertahankan dirinya sendiri, itu mungkin memberi sisa pasar kemampuan untuk mulai merasa percaya diri," kata Manajer Portofolio Senior Dakota Wealth Management, Robert Pavlik.

Baca juga: Harga minyak melonjak hampir 5 persen, ditopang kebijakan Arab Saudi

Namun Goldman Sachs pada Sabtu (4/12/2021) memangkas prospek pertumbuhan ekonomi AS menjadi 3,8 persen untuk 2022, mengutip risiko dan ketidakpastian seputar munculnya Omicron. Investor juga bersiap untuk potensi pukulan terhadap laba perusahaan, terutama di antara pengecer, restoran, dan perusahaan perjalanan.

Tiga pencetak persentase kenaikan terbesar sektor industri adalah maskapai penerbangan yang dipimpin oleh United Airlines melonjak 8,3 persen, sementara Indeks S&P Airline ditutup bertambah 5,5 persen.

Pencetak keuntungan kuat lainnya dalam saham-saham terkait perjalanan termasuk Norwegian Cruise Line Holdings, yang ditutup melambung 9,5 persen. Perusahaan persewaan liburan Airbnb menambahkan 8,5 persen.

Penurunan terbesar termasuk pembuat vaksin COVID-19 seperti Moderna yang anjlok 13,5 dan Pfizer merosot 5,0 persen, karena investor mengantisipasi pengembangan vaksin dengan perlindungan khusus untuk Omicron dapat memakan waktu berbulan-bulan.

Nvidia ditutup jatuh 2,0 persen karena investor telah khawatir tentang hasil pengawasan peraturan dari kesepakatan untuk membeli perusahaan chip Inggris ARM Ltd.

Saham Kohl's Corp ditutup terangkat 5,4 persen setelah hedge fund Engine Capital LP mengatakan pihaknya mendorong rantai department store tersebut untuk mempertimbangkan penjualan perusahaan atau memisahkan divisi e-commerce untuk memperbaiki harga saham yang tertinggal.

Kepala Strategi Pasar TD Ameritrade, JJ Kinahan, mengatakan investor mungkin bersiap untuk berakhirnya opsi dan kontrak berjangka 17 Desember.

"Anda memiliki banyak perusahaan yang memiliki mandat ganda saat ini. Anda mencoba untuk mengambil risiko, terkait dengan waktu berakhirnya kontrak, sementara pada saat yang sama menyeimbangkan kembali portofolio Anda menuju 2022," katanya.

Baca juga: Saham Jerman "rebound", Indeks DAX 40 melonjak 210,81 poin