Jambi (ANTARA) - Indonesia dikenal dunia sebagai surga bumi atau "Heaven on the Earth" karena memiliki kekayaan alam yang melimpah yang menjadikan Indonesia salah satu tujuan wisata dunia.

Tidak sedikit kekayaan alam Indonesia yang menjadi warisan dunia yang terdaftar dan terakreditasi di dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau "United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization" (UNESCO).

Salah satu kekayaan alam Indonesia yang menjadi warisan dunia yaitu kawasan yang terdapat berbagai macam unsur geologi yang merupakan warisan alam atau Geopark. Beberapa geopark yang ada di Indonesia yang sudah dinobatkan sebagai warisan dunia UNESCO Global Geopark (UGG) diantaranya Geopark Batur di Kabupaten Batur, Geopark Gunung Sewu, Geopark Ciletuh, Geopark Gunung Rinjani dan Geopark Danau Toba.

Selain itu, juga masih terdapat sejumlah Geopark yang sangat menakjubkan dan saat ini tengah di usulkan untuk menjadi UNESCO Global Geopark. Salah satu Geopark yang sudah masuk dalam catatan UNESCO yang diusulkan menjadi warisan dunia yakni Geopark Merangin Jambi (GMJ).

Direktur Geopark Merangin Agus Zainudin menjelaskan Geopark Merangin Jambi berada di sepanjang aliran Sungai Batang Merangin, Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Di dalam kawasan Geopark Merangin tersebut terdapat fosil purba yang berusia ratusan juta tahun.

Fosil yang terdapat di kawasan Geopark Merangin merupakan fosil flora dan fauna yang diperkirakan terbentuk sejak 300 juta tahun silam. Selain fosil flora dan fauna, di kawasan Geopark Merangin Jambi juga terdapat batu-batuan alam yang terhampar di pinggiran Sungai Batang Merangin yang berusia ratusan juta tahun. Di antaranya batuan granit, batuan sedimen, batuan beku dan batuan metamorf.

Fosil-fosil yang berada di kawasan Geopark Merangin tersebut juga menjadi bukti bahwa sebagian kawasan Geopark Merangin pada zamannya merupakan daerah pesisir laut karena terdapat fosil jejak kerang-kerangan.

Selain terdapat fosil flora dan fauna yang berusia ratusan juta tahun, aliran Sungai Batang Merangin juga menyajikan wisata arung jeram yang sangat menantang adrenalin, sekaligus cara melihat langsung fosil di sana.

Agus Zainudin mengatakan usia fosil flora dan fauna yang berusia 300 juta tahunan itu menjadikan Geopark Merangin sebagai pusat bebatuan fosil tertua di Asia.

Di kawasan Geopark Merangin tersebut telah dibangun Taman Geopark Merangin yang di dalamnya terdapat galeri Geopark Merangin yang menyimpan berbagai macam informasi terkait dengan Geopark Merangin.

Geopark Merangin Jambi terletak di Desa Air Batu, Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Untuk dapat sampai ke Desa Air Batu dapat di tempuh melalui jalur udara dan darat.

Wisatawan dari Jakarta dapat menggunakan jalur udara dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Sultan Thaha Jambi. Kemudian dari Kota Jambi menggunakan jalur darat menuju Kota Bangko, Kabupaten Merangin dan selanjutnya menuju Desa Air Batu.

Selain itu dari Bandara Soekarno Hatta wisatawan juga dapat mendarat langsung di Bandara Muaro Bungo, Jambi. Kemudian dari Muaro Bungo menggunakan jalur darat menuju Bangko.

Dari Kota Jambi, Desa Air Batu berjarak 220 kilometer, dengan rincian jarak Jambi-Kota Bangko 190 kilometer dan dari Bangko-Desa Air Batu berjarak 30 kilometer. Sementara dari Bungo ke Bangko berjarak sekitar 60 kilometer.

Dengan berkendara dengan kecepatan sedang, dari Kota Jambi menuju Bangko dapat di tempuh dalam waktu empat sampai lima jam, tergantung kondisi dan kepadatan lalu lintas.

Baca juga: Kemenparekraf dukung pengembangan SDM Geopark Merangin
Fosil Stereochia Semireticalatus, yaitu fosil jejak kerang-kerangan (Brachiopoda) yang berada di kawasan Geopark Merangin Jambi. (Antara/Muhamad Hanapi)


Ratusan juta tahun

Di Geopark Merangin terdapat berbagai jenis fosil flora dan fauna yang berusia ratusan juta tahun yang lalu. Di antaranya fosil kayu Araucarixylon yang usianya mencapai 350 juta tahun.

Agus Zainudin menjelaskan pohon masa lalu Araucarixylon yang telah terfosilkan merupakan patahan pohon yang telah menjadi batu yang berada di sisi kanan Sungai Batang Merangin dengan posisi kemiringan sekitar 130 derajat. Tidak hanya patahan pohon yang sudah menjadi batu, bagian pohon lainnya yakni akar pohon juga telah membantu.

Di kawasan Geopark Merangin tersebut juga terdapat fosil Stereochia Semireticalatus, yaitu fosil jejak kerang-kerangan (Brachiopoda). Diantaranya fosil kerang Mutiara Purba (Nautiloida) dan fosil siput Genus Gastropoda (Bellerophon).

Fosil kerang-kerangan tersebut membantu dan melekat pada bebatuan yang ada di pinggiran sungai. Fosil kerang tersebut melekat pada batuan yang ada di pinggir sungai.

Agus mengatakan fosil kerang tersebut menandakan bahwa daerah itu pada masanya merupakan daerah pesisir laut.

Selanjutnya juga terdapat fosil daun pakis, yakni fosil Cardaites SP dan fosil Calamites SP yang tersebar di beberapa tempat di Sungai Batang Merangin. Fosil tersebut merupakan sejenis pandan zaman purba yang tumbuh pada periode 290-299 juta tahun yang lalu.

Selain fosil kayu, kerang dan daun tersebut masih banyak terdapat fosil-fosil purba lainnya yang tersebar di sepanjang aliran Sungai Batang Merangin. Dan masih terdapat sebagian fosil yang masih tertimbun.

Agus mengatakan, penjelasan dari peneliti yang melakukan penelitian di kawasan Geopark Merangin, fosil flora dan fauna tersebut terbentuk karena letusan gunung berapi berjuta-juta tahun yang lalu. Abu vulkanik dan letusan lava yang dihasilkan letusan gunung berapi membentuk proses pembekuan pada tumbuhan purba dan kerang.
Baca juga: Kementerian ESDM-Dekranas gelar diklat UMKM di Geopark Gunung Batur

Arung jeram

Untuk dapat melihat dan menyentuh secara langsung fosil flora dan fauna di Gopark Merangin Jambi dapat dilakukan melalui dua cara, yakni dengan mengarungi aliran Sungai Batang Merangin sambil berarung jeram atau menyusuri pinggiran Sungai Batang Merangin.

Sungai Batang Merangin yang terdiri dari bebatuan dan aliran sungai yang cukup deras memberikan tantangan tersendiri untuk berarung jeram. Dimana wisatawan yang lebih menikmati wisata yang ekstrim dapat bermain arung jeram sambil berwisata geologi di Goepark Merangin Jambi tersebut.

Untuk bermain arung jeram wisatawan harus mengeluarkan biaya untuk pendamping perahu karet sekaligus bertindak sebagai pemandu wisata. Pada umumnya wisatawan memulai arung jeram dari Mushola Baru, Desa Air Batu menuju Teluk Wang Sakti dengan biaya sebesar Rp600 ribu.

Rute tersebut memiliki jarak tempuh 13 kilometer dan waktu untuk menempuh jalur arung jeram tersebut sekitar dua jam. Dalam satu perahu karet dapat ditumpangi tiga orang wisatawan dan tiga orang pendamping.

Pemandu wisata Geopark Merangin Ropit mengatakan, pemandu wisata yang bertindak sebagai pendamping perahu karet untuk bermain arung jeram telah memiliki sertifikat. Artinya pendamping-pendamping tersebut sudah memiliki kualifikasi dan keahlian dalam bermain arung jeram.

Dimana untuk mendapatkan sertifikat tersebut pendamping perahu karet harus menjalani pelatihan dan pendidikan terlebih dahulu. Selain itu, wisatawan juga dilengkapi dengan rompi pelampung dan helm untuk menjamin keamanan dan keselamatan selama bermain arung jeram.

Jalur arung jeram Geopark Merangin tersebut dikategorikan tipe R-4. Terdapat sekitar 21 titik jeram di jalur tersebut dan terdapat enam titik jeram ekstrim yang cukup menantang untuk dilalui. Jeram-jeram tersebut di beri nama jeram amin, jeram lade, jeram milan, jeram keluk kesah, jeram geluntung manda dan jeram tilam.

Sekitar 100 meter dari lokasi mulai nya arung jeram, wisatawan langsung dihadapkan dengan jeram amin yang merupakan titik jeram ter-ekstrim. Selanjutnya di selingi dengan titik-titik jeram landai dan ekstrim yang cukup memacu adrenalin.

Untuk menuju lokasi fosil pertama, yakni fosil kayu Araucarixylon membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Wisatawan diberikan waktu sekitar 15 menit untuk melihat, mengamati dan berswafoto di masing-masing lokasi fosil.

Kemudian lokasi fosil kedua yakni fosil jejak kerang-kerangan (Brachiopoda), berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi fosil pertama. Fosil kerang-kerangan tersebut berada di sisi kiri sungai.

Dan lokasi fosil ke tiga yakni fosil daun pakis. Fosil daun pakis tersebut terletak di Sungai Karing yang merupakan sungai kecil yang bermuara langsung di Sungai Batang Merangin. Di muara Sungai Karing tersebut membentuk air terjun yang bertingkat dengan ketinggian yang cukup rendah. Fosil daun pakis tersebut tercetak di batuan yang ada di pinggir Sungai Batang Merangin.

Dari lokasi fosil daun pakis tersebut jarak tempuh menuju Teluk Wang Sakti sekitar tujuh kilometer. Di mana fosil daun pakis tersebut berada di tengah-tengah jalur arung jeram dari Musholla Baru, Desa Air Batu menuju Teluk Wang Sakti.

Baca juga: BI Jambi bantu fasilitas wisata Geopark Merangin
Peserta Geo Fun Rafting Merangin 2021 menyusuri Sungai Batang Merangin dalam Kawasan Geopark Merangin di Biuku Tanjung, Merangin, Jambi, Kamis (2/12/2021). Kegiatan yang diikuti puluhan peserta itu bertujuan untuk ikut menunjang usulan kawasan Geopark Merangin masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks (UGG). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/tom.


Warisan dunia

Pemerintah Provinsi Jambi mengusulkan Geopark Merangin Jambi menjadi warisan dunia dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi Arif Budiman mengatakan, dokumen lengkap kawasan Geopark Merangin sudah diterima oleh UNESCO, serta Geopark Merangin sudah masuk dalam catatan UNESCO yang diusulkan menjadi warisan dunia yang terdaftar dan terakreditasi.

Salah satu strategi promosi dalam menunjang usulan kawasan Geopark Merangin terdaftar dalam UGG dilaksanakan kegiatan Geo Fun Rafting tahun 2021 yang dilaksanakan dari tanggal 1-4 Desember 2021. Direktur Eksekutif Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, I Gusti Putu Ngurah Sedana menjadi salah satu peserta Geo Fun Rafting tersebut.

Geo Fun Rafting diharapkan dapat meningkatkan status Geopark Merangin Jambi menjadi UGG. Selain itu, diharapkan dapat memperkenalkan kawasan pariwisata Jambi ke level internasional, serta dapat memulihkan ekonomi masyarakat sekitar dalam sektor jasa pariwisata.

Direktur Penyelenggara Event Daerah Kemenparekraf RI, Joko Suharbowo mengatakan Kemenparekraf akan mendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata Geopark Merangin. Peningkatan kapasitas SDM diharapkan dapat mempercepat pengembangan Geopark Merangin.

Kemenparekraf mendorong dilaksanakan kegiatan-kegiatan berskala nasional di kawasan Geopark Merangin agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, seperti melaksanakan kejuaraan nasional arung jeram, festival tradisi dan gelar kebudayaan serta kearifan lokal masyarakat setempat.

Selain itu, agar Geopark Merangin lebih dikenal di mancanegara, I Gusti Putu Ngurah Sedana turut mempromosikan Geopark Merangin melalui anjungan daerah yang ada di TMII.

Anjungan Daerah tersebut dapat menjadi rujukan wisatawan untuk mengunjungi pariwisata di Indonesia. Di anjungan daerah tersebut telah dijelaskan terkait dengan pariwisata, budaya dan kekayaan alam yang ada di masing-masing daerah di seluruh Indonesia.

Terlebih visi misi TMII untuk menjadi etalase budaya dan kekayaan alam Indonesia sejalan dengan kekayaan alam dan geologi yang terdapat di Geopark Merangin Jambi.

Baca juga: TMII nyatakan siap promosikan Geopark Merangin Jambi