Banjarmasin (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas Satu Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengeluarkan surat peringatan terkait cuaca ekstrem yang berjadi di Laut Jawa dan Kalimantan Selatan.

Kepala Seksi Keselamatan Berlayar KSOP Banjarmasin Ari Sasmito di Banjarmasin Senin mengatakan, berdasarkan informasi BMKG, cuaca ekstrim disertai gelombang tinggi di perkirakan akan terjadi di perairan Kalsel hingga tujuh hari kedepan.

"Kami telah menerbitkan surat edaran waspada cuaca ekstrem, kepada seluruh kapal yang melintas di perairan Kalsel khusus Tabanio," katanya.

Surat edaran tersebut kata dia, berlaku hingga cuaca dan gelombang kembali normal.

Baca juga: Kesyahbandaran Makassar imbau nelayan waspadai cuaca ekstrem
Baca juga: Nakhoda kapal diimbau waspada cuaca ekstrem dalam 7 hari ke depan

Adapun yang disampaikan di dalam surat tersebut antara lain meminta operator dan nahkoda untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca pada saat pelayaran.

Apabila menghadapi kendala dalam cuaca di tengah perjalanan, harus mengambil langkah langkah penanggulangan atau pencegahan, yaitu berlabuh di tempat yang aman.

Selanjutnya, tambah dia, operator dan nahkoda selalu melaporkan perkembangan cuaca kepada petugas melalui stasiun radio pantai.

Sebelumnya, tambah Ari, petugas patroli KSOP sempat menghentikan kegiatan alih muat batu bara di Pelabuhan Tabunio, Kabupaten Tanah Laut, karena ada angin kencang disertai gelombang tinggi akibat cuaca ekstrem.

"Pelayaran tongkang batu bara di sekitar Pelabuhan Tabonio sempat kami hentikan, karena tinggi gelombang di atas 1,5 meter dan kecepatan angin 20 knot yang sangat membahayakan aktivitas pelayaran di daerah tersebut," katanya.

Hingga kini, kata dia, kegiatan alih muat batu bara tersebut masih dihentikan, karena kecepatan angin masih 16 knot dan tinggi gelombang di perairan Tabonio 1,5 meter.

Baca juga: BMKG: Ada peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan
Baca juga: BMKG: Sejumlah provinsi alami peningkatan awan hujan

Menurut Ari, sesuai ketentuan, untuk pelayaran nelayan kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang 1,25 meter, sudah dilarang untuk berlayar.

Sedangkan untuk tongkang kata dia, pelayaran dinyatakan aman bila kecepatan angin 7 knot dan tinggi gelombang 0,75 meter, sedangkan risiko tinggi saat kecepatan angin 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

Cuaca ekstrem juga menyebabkan banjir rob di Banjarmasin yang terjadi sejak Minggu malam hingga Senin malam ini.

Ratusan rumah di 16 kelurahan di Kota Banjarmasin terendam banjir. Bahkan air juga masuk ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti ke RS Umum Suaka Insan Banjarmasin.

Baca juga: Cuaca ekstrem membayangi bagian wilayah Indonesia hingga 9 Desember
Baca juga: BMKG prediksi gelombang tinggi dampak cuaca ekstrem di Kalbar

Baca juga: BMKG: Waspadai hujan disertai petir di NTT sepekan ke depan