Banjir rob rendam Mamuju, masyarakat diminta waspada
6 Desember 2021 21:54 WIB
Banjir rob merendam jalan poros BTN Graha Nusa serta permukiman warga pesisir di Kelurahan Binanga, dan Karema Kecamatan Mamuju hingga Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro, setinggi lutut manusia dewasa dalam dua hari terakhir di Mamuju, Senin (06/12/2021). ANTARA/M Faisal Hanapi.
Mamuju (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) meminta masyarakat waspada akibat adanya banjir rob (air laut pasang) yang melanda wilayah Kabupaten Majene dan Mamuju.
"Akibat adanya aktivitas pasang air laut maksimum dan kondisi gelombang tinggi yang dapat mempengaruhi kondisi dinamika wilayah pesisir, masyarakat di pesisir wilayah Provinsi Sulbar, maka masyarakat diminta waspada," kata pelaksana harian BMKG Majene, Yusran, di Majene, Senin.
Ia mengatakan kondisi banjir rob tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat seperti di pelabuhan maupun pemukiman masyarakat.
"Kondisi tersebut juga dapat berpengaruh dan mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat khususnya mereka para petambak garam dan perikanan darat serta usaha lainnya di kawasan pesisir," katanya.
Baca juga: Banjir rob rendam pemukiman dan rumah sakit Mamuju
Baca juga: Banjir merendam ratusan rumah di Mamuju Sulbar
Menurut dia, masyarakat diminta tetap memantau informasi dari BMKG Majene dan tetap waspada khususnya masyarakat yang berada di pesisir Kabupaten Majene dan Mamuju karena banjir rob diperkirakan akan terjadi tanggal 6 sampai 8 Desember 2021.
Sementara itu Banjir rob telah merendam permukiman warga pesisir di Kelurahan Binanga, dan Karema Kecamatan Mamuju hingga Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro setinggi lutut manusia dewasa dalam dua hari terakhir.
"Banjir laut pasang dari perairan Sulawesi ini merendam separuh permukiman warga yang umumnya berprofesi sebagai nelayan di pesisir pantai di lingkungan Kelurahan Binanga dan Karema, Kota Mamuju," ujar Anca salah seorang warga.
Banjir rob tersebut sebelumnya juga, merendam rumah sakit Bhayangkara sehingga pelayanan medis di rumah sakit itu menjadi terganggu.
"Air laut pasang juga sebelumnya terjadi tiga tahun lalu, namun banjir rob tahun ini cukup parah dibandingkan sebelumnya, dan banjir rob ini patut diwaspadai karena berpotensi masih terjadi," katanya.
Hadijah, warga lainnya mengatakan gelombang pasang air laut tahun ini juga merendam jalan poros menuju BTN Graha Nusa Kota dan merendam pemukiman warga di wilayah itu.
Ia berharap, tanggul penahan air laut dipasang pemerintah supaya banjir rob tidak lagi menggenangi permukiman warga sekitar pesisir Kota Mamuju.*
Baca juga: Banjir rendam Mamuju setelah hujan tiga jam
Baca juga: Banjir rendam pemukiman warga Mamuju
"Akibat adanya aktivitas pasang air laut maksimum dan kondisi gelombang tinggi yang dapat mempengaruhi kondisi dinamika wilayah pesisir, masyarakat di pesisir wilayah Provinsi Sulbar, maka masyarakat diminta waspada," kata pelaksana harian BMKG Majene, Yusran, di Majene, Senin.
Ia mengatakan kondisi banjir rob tersebut dapat mengganggu aktivitas masyarakat seperti di pelabuhan maupun pemukiman masyarakat.
"Kondisi tersebut juga dapat berpengaruh dan mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat khususnya mereka para petambak garam dan perikanan darat serta usaha lainnya di kawasan pesisir," katanya.
Baca juga: Banjir rob rendam pemukiman dan rumah sakit Mamuju
Baca juga: Banjir merendam ratusan rumah di Mamuju Sulbar
Menurut dia, masyarakat diminta tetap memantau informasi dari BMKG Majene dan tetap waspada khususnya masyarakat yang berada di pesisir Kabupaten Majene dan Mamuju karena banjir rob diperkirakan akan terjadi tanggal 6 sampai 8 Desember 2021.
Sementara itu Banjir rob telah merendam permukiman warga pesisir di Kelurahan Binanga, dan Karema Kecamatan Mamuju hingga Kelurahan Simboro, Kecamatan Simboro setinggi lutut manusia dewasa dalam dua hari terakhir.
"Banjir laut pasang dari perairan Sulawesi ini merendam separuh permukiman warga yang umumnya berprofesi sebagai nelayan di pesisir pantai di lingkungan Kelurahan Binanga dan Karema, Kota Mamuju," ujar Anca salah seorang warga.
Banjir rob tersebut sebelumnya juga, merendam rumah sakit Bhayangkara sehingga pelayanan medis di rumah sakit itu menjadi terganggu.
"Air laut pasang juga sebelumnya terjadi tiga tahun lalu, namun banjir rob tahun ini cukup parah dibandingkan sebelumnya, dan banjir rob ini patut diwaspadai karena berpotensi masih terjadi," katanya.
Hadijah, warga lainnya mengatakan gelombang pasang air laut tahun ini juga merendam jalan poros menuju BTN Graha Nusa Kota dan merendam pemukiman warga di wilayah itu.
Ia berharap, tanggul penahan air laut dipasang pemerintah supaya banjir rob tidak lagi menggenangi permukiman warga sekitar pesisir Kota Mamuju.*
Baca juga: Banjir rendam Mamuju setelah hujan tiga jam
Baca juga: Banjir rendam pemukiman warga Mamuju
Pewarta: M.Faisal Hanapi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: