Jakarta (ANTARA News) - Kementerian ESDM mencatat harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada April 2011 melonjak 10,29 dolar AS per barel dibanding Maret 2011 seiring kenaikan harga minyak dunia.

Tim Harga Minyak Kementerian ESDM dalam laporannya di Jakarta, Selasa, menyebutkan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) pada April tercatat 123,36 dolar AS per barel, sementara Maret 113,07 dolar per barel.

"Harga minyak naik terutama akibat ketegangan politik berkepanjangan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pasar atas stabilitas pasokan minyak kawasan tersebut," sebut tim tersebut.

Harga minyak dunia di pasar WTI (Nymex) pada April 110,04 dolar AS per barel, Brent (ICE) 123,09 dolar, Tapis (Platts) 130,29 dolar, dan Basket OPEC 117,90 dolar.

ICP terus mengalami kenaikan, kalau pada Juli 2010 ICP masih di level 73,75 dolar AS per barel, Agustus naik 75,97 dolar, September 76,76 dolar, Oktober 82,26 dolar, November 85,07 dolar dan Desember capai 91,37 dolar per barel.

Kemudian ICP Januari naik lagi menjadi 97,09 dolar per barel, Februari 103,31 dolar, Maret 113,07 dolar dan April bertengger di 123,36 dolar per barel.

Pada Januari 2011, secara rata-rata ICP memang masih di bawah 100 dolar AS per barel. Namun dari 50 jenis minyak mentah yang menjadi acuan formula ICP terdapat sejumlah jenis minyak sudah menembus 100 dolar AS per barel yakni Geragai 100,01 dolar, Jambi 100,01 dolar, Kaji 100,22 dolar, Mengoepeh 100,01 dolar, Ramba/Tempino 100,01 dolar dan Tanjung 100,01 dolar.

Pada Maret 2011, minyak jenis Anoa tercatat mencapai harga tertinggi yakni 117,08 dolar AS per barel.

Formula ICP memakai 50 jenis minyak mentah, delapan di antaranya menjadi acuan utama yakni Minas atau "sweet light crude" (SLC), Arjuna, Attaka, Cinta, Duri, Widuri, Belida, dan Senipah Condensate.

Tim Harga juga menyebutkan, faktor kenaikan harga minyak pada April 2011 adalah penurunan produksi OPEC hingga satu juta barel per hari pada Maret dibanding Februari 2011 dan melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya. Faktor lain adalah menurunnya stok minyak komersial AS.

Berdasarkan data minggu terakhir Energy Information Administration (EIA) AS, dibandingkan data awal April 2011, stok "gasoline" turun 11,1 juta barel dan stok "distillate fuel" turun 7 juta barel.

Peningkatan harga minyak mentah dunia juga disebabkan kenaikan perkiraan permintaan minyak mentah dunia berdasarkan data IEA, EIA dan OPEC.

Laporan International Energy Agency (IEA) pada April 2011 memperkirakan tingkat konsumsi minyak dunia 2011 mencapai 89,4 juta barel per hari atau meningkat 1,5 juta barel per hari dibanding 2010.

EIA dalam laporan April 2011 memperkirakan tingkat konsumsi dunia 2011 mencapai 88,2 juta barel per hari atau meningkat 1,5 juta barel per hari dibanding 2010.

Sedangkan laporan OPEC pada April 2011 memperkirakan tingkat konsumsi minyak dunia 2011 mencapai 87,9 juta barel per hari atau meningkat 1,4 juta barel per hari dibanding 2010.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak lebih disebabkan masih tingginya permintaan minyak China dengan proyeksi pertumbuhan 0,9 juta barel per hari dan juga India.

Selain itu, pascagempa dan tsunami, permintaan Jepang terhadap minyak mentah mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan akan listrik dan upaya rekonstruksi.
(K007)