Dusun Curah Koboan seperti pemukiman mati akibat terdampak Semeru
6 Desember 2021 19:07 WIB
Relawan menyisir Dusun Curah Koboan, Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang untuk mencari korban yang diduga terjebak abu material akibat awan panas guguran Gunung Semeru, Senin (6/12/2021). ANTARA/Umarul Faruq.
Lumajang (ANTARA) - Suasana pemukiman di Dusun Curah Koboan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur seperti pemukiman mati karena tak ada aktivitas warga, bahkan mayoritas rumah rusak terdampak erupsi Gunung Semeru.
Pantauan ANTARA di lokasi, Senin, hanya terlihat beberapa ternak kambing yang masih hidup dan petugas beserta relawan yang menyisir untuk mengevakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12).
Di kawasan tersebut, diduga masih terdapat beberapa warga yang tertimbun. Petugas juga mendapat laporan dari warga tentang beberapa penduduk yang belum diketahui keberadaannya.
Dusun Curah Koboan salah satu lokasi paling parah terdampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa semburan awan panas guguran.
Saat peristiwa meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, Sabtu (4/12), diduga banyak warga terjebak karena hujan abu yang terjadi saat itu, ditambah terputusnya akses akibat ambrolnya Jembatan Besuk Koboan (Geladak Perak).
Baca juga: Polisi berjaga di titik yang menjadi akses dusun terdampak Semeru
Rumah-rumah warga juga masih tampak dipenuhi abu pada bagian atap, sedangkan jalan maupun halaman rumah mereka tertutup abu material bercampur lumpur.
“Dari laporan warga, masih ada penduduk yang hilang, makanya kami terus menyisir daerah ini. Untuk hewan-hewan ternak yang masih hidup, nanti dipindahkan ke tempat aman oleh pemuda setempat,” kata salah seorang relawan MDMC Kabupaten Jember.
Sebagian warga lainnya telah mengungsi dan menyelamatkan diri ke tempat lebih aman, di antaranya di balai desa, rumah ibadah, dan gedung sekolah.
Area sawah dan ladang pertanian juga mati karena tertutup abu material tebal. Di sejumlah rumah juga terlihat sepeda motor dan sepeda angin milik warga setempat.
Selain menyisir perkampungan, petugas gabungan dan relawan melalukan proses evakuasi korban dan mencari korban yang diduga tertimbun.
Pada sekitar pukul 14.30 WIB, proses evakuasi dihentikan sementara karena hujan dan cuaca tidak mendukung untuk dilakukan pencarian korban.
Baca juga: Tempat evakuasi korban Semeru jadi tontonan warga
Baca juga: BNPB berkoordinasi dengan Kementerian PUPR pulihkan dampak Semeru
Baca juga: Korban erupsi Semeru yang mengungsi di zona rawan dipindahkan
Pantauan ANTARA di lokasi, Senin, hanya terlihat beberapa ternak kambing yang masih hidup dan petugas beserta relawan yang menyisir untuk mengevakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12).
Di kawasan tersebut, diduga masih terdapat beberapa warga yang tertimbun. Petugas juga mendapat laporan dari warga tentang beberapa penduduk yang belum diketahui keberadaannya.
Dusun Curah Koboan salah satu lokasi paling parah terdampak peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa semburan awan panas guguran.
Saat peristiwa meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, Sabtu (4/12), diduga banyak warga terjebak karena hujan abu yang terjadi saat itu, ditambah terputusnya akses akibat ambrolnya Jembatan Besuk Koboan (Geladak Perak).
Baca juga: Polisi berjaga di titik yang menjadi akses dusun terdampak Semeru
Rumah-rumah warga juga masih tampak dipenuhi abu pada bagian atap, sedangkan jalan maupun halaman rumah mereka tertutup abu material bercampur lumpur.
“Dari laporan warga, masih ada penduduk yang hilang, makanya kami terus menyisir daerah ini. Untuk hewan-hewan ternak yang masih hidup, nanti dipindahkan ke tempat aman oleh pemuda setempat,” kata salah seorang relawan MDMC Kabupaten Jember.
Sebagian warga lainnya telah mengungsi dan menyelamatkan diri ke tempat lebih aman, di antaranya di balai desa, rumah ibadah, dan gedung sekolah.
Area sawah dan ladang pertanian juga mati karena tertutup abu material tebal. Di sejumlah rumah juga terlihat sepeda motor dan sepeda angin milik warga setempat.
Selain menyisir perkampungan, petugas gabungan dan relawan melalukan proses evakuasi korban dan mencari korban yang diduga tertimbun.
Pada sekitar pukul 14.30 WIB, proses evakuasi dihentikan sementara karena hujan dan cuaca tidak mendukung untuk dilakukan pencarian korban.
Baca juga: Tempat evakuasi korban Semeru jadi tontonan warga
Baca juga: BNPB berkoordinasi dengan Kementerian PUPR pulihkan dampak Semeru
Baca juga: Korban erupsi Semeru yang mengungsi di zona rawan dipindahkan
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021
Tags: