Tanjungpinang (ANTARA) - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji (FISIP UMRAH) mendorong berbagai pihak untuk berkolaborasi memajukan warga Suku Laut di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau.

Dekan FISIP UMRAH Oksep Adhayanto, di Tanjungpinang, Senin, mengatakan, keterlibatan berbagai pihak yang berkompeten dapat mempercepat pembangunan fasilitas dasar di kawasan yang dihuni warga Suku Laut.

Menurut dia, pihak yang yang dimaksud yakni pemerintah, kampus, pengusaha, LSM dan wartawan.

"Kolaborasi para pihak itu diharapkan membuahkan kebijakan yang mendorong percepatan pembangunan sarana dan prasarana warga Suku Laut," kata Oksep.

"Kolaborasi semua elemen masyarakat dan pemerintah berkontribusi untuk memperdayakan warga Suku Laut untuk maju dan berkembang. Langkah-langkah taktis dan strategis dibutuhkan," ujarnya.

Berdasarkan hasil penelitian FISIP UMRAH, kata dia jumlah warga Suku Laut di Lingga mencapai sekitar 3.000 jiwa atau 764 keluarga. Mereka menyebar di-33 lokasi atau kawasan di Lingga.

Kondisi saat ini, warga Suku Laut masih ada yang tinggal dan hidup di atas sampan kajang. Ada juga yang sudah memiliki rumah di pesisir, namun tetap tinggal di sampan.

"Rumah hanya dijadikan sebagai tempat persinggahan," katanya.

Kondisi lainnya, cukup banyak warga Suku Laut yang sudah memiliki rumah di pesisir, dan tinggal di rumah itu.

"Ada yang lebih baik, warga Suku Laut sudah tinggal di daratan," ujarnya.

Oksep menjelaskan sebagian warga Suku Laut sudah mengenyam bangku pendidikan. Bahkan beberapa di antara mereka sudah ada kuliah.

"Ada yang menjadi guru," ucapnya.

FISIP UMRAH membangun sejumlah sumur yang dibutuhkan oleh warga Suku Laut yang tinggal di pulau yang berdekatan dengan Pulau Tajur Biru, Dabo Singkep, Lingga.
Baca juga: Pengamat: Puluhan sungai kecil di Pulau Bintan berubah fungsi
Baca juga: KKP tantang UMRAH lakukan riset perikanan budi daya di Kepri
Baca juga: Mendagri sebut peran penting Pulau Sekatung bagi NKRI