Padang (ANTARA) - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Padang Editiawarman menyebutkan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak harus dari hulu ke hilir.

"Kami terus berupaya mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual terhadap anak di kota Padang, namun ini tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah saja, semua pihak dari hulu ke hilir harus berperan," kata Editiawarman di Padang, Senin

Menurut dia pencegahan dari hulu dilakukan dalam bentuk edukasi, sosialisasi, dan deteksi yang secara reguler terus dijalankan.

Terkait deteksi dini DP3AP2KB Padang memiliki relawan satu per kelurahan dan didukung oleh 909 kader KB.

"Secara bertahap nanti deteksi dini akan melibatkan RT/RW, Karang Taruna, PATBM, guru TPA/TPQ, dan guru di sekolah," katanya.

Untuk tahap hilir ia juga mengimbau kepada masyarakat jika menemukan kasus segera melapor ke unit yang bertanggung jawab seperti P2TP2A dan unit PPA Polresta dan Polda Sumbar.

Ia mengatakan mengatakan penanganan kasus kekerasan seksual pada anak dilakukan dengan dua pola.

Pertama, kalau keluarganya kondusif, DP3AP2KB bekerja sama dengan keluarganya, staf kita atau tenaga psikologi kita akan memberikan pendampingan, katanya.

Namun kalau keluarganya tidak kondusif atau tidak bisa diandalkan merawat dan menjaga korban, maka 100 persen dalam penanganan Pemkot Padang.

Ia memaparkan sebagian besar kasus kekerasan seksual yang terjadi terhadap anak pelakunya adalah orang terdekat korban dan terjadi pada keluarga yang secara ekonomi masuk kategori kurang baik atau lemah.

"Biasanya mereka tinggal di rumah yang tidak punya kamar, anak masih gadis, ekonomi sulit dan tidak didukung oleh nilai agama yang kuat," katanya.

Selain itu pengawasan dari anggota keluarga lain terhadap anak juga lemah karena kesibukan masing-masing.

"Kemudian pengaruh telepon pintar karena pelaku mengakses pornografi," ujarnya.

Berikutnya ada juga penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak karena pengaruh pergaulan dibawa oleh teman.

"Ada juga yang karena berpacaran, kemudian korban dilecehkan oleh pacar dan kemudian dikasih lagi ke teman yang lain," katanya.

Ia memaparkan rata-rata anak yang menjadi korban kekerasan seksual adalah pelajar SD dan SMP.

"Pelaku mayoritas orang dekat mulai dari keluarga hingga tetangga," ujarnya.
Baca juga: Melindungi anak dari kekerasan seksual tanggung jawab siapa ?
Baca juga: Polresta Padang sebut korban kasus sodomi jadi lima orang
Baca juga: Wako Padang janji kawal kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak
Baca juga: Polresta Padang ungkap kasus kekerasan seksual anak meningkat