Tokyo (ANTARA News/AFP) - Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan Asia pada Senin setelah diberitakan bahwa pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden, tewas hampir 10 tahun setelah serangan 11 September 2001, tetapi analis memperingatkan sentimen akan memudar.

Euro, yang mendapat keuntungan dari spekulasi akan ada serangkaian kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) tahun ini, berada di bawah tekanan penjualan terhadap dolar AS karena berita bin Laden dan penurunan harga minyak, kata para dealer.

Euro berkurang menjadi 1,4764 dolar AS dari 1,4864 dolar AS dalam perdagangan sebelumnya, jelang berbalik naik (rebound) sedikit ke 1,4795 dolar AS. Dolar AS naik ke 81,66 yen dari sebelumnya 81,19 yen, kemudian berkurang kembali menjadi 81,41 yen.

Presiden AS, Barack Obama, dalam pidato yang dramatis mengemukakan bahwa pemimpin Al-Qaeda telah tewas dalam operasi militer dekat Islamabad, Pakistan.

AS telah memburu Osama bin Laden selama bertahun-tahun dalam upaya yang berlipat ganda setelah serangan terhadap World Trade Center (WTC) di New York dan Pentagon, yang menewaskan 3.000 orang pada 11 September 2001.

Investor melepas posisi jangka pendek dolar AS karena penurunan harga minyak mentah akibat berita kematian pemimpin Al-Qaeda, kata Tomohiro Nishida, dealer senior di Chuo Mitsui Trust and Banking, kepada Dow Jones Newswires.

Namun, para analis beragam terhadap apakah berita tersebut akan memberikan sebuah dorongan jangka panjang untuk greenback.

Pelemahan dolar AS baru-baru ini karena pandangan bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) "masih jauh dari pengetatan moneter, meskipun perekonomian AS terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan," kata Sumino Kamei, analis senior di Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.

Kematian bin Laden "tidak akan membantu dolar AS" dalam jangka panjang, kata Daisuke Karakama, ekonom pasar di Mizuho Corporate Bank.

"Kebijakan Fed jauh lebih penting untuk dolar. Dolar akan tetap lemah terhadap mata uang, termasuk yen" yang suku bunganya cenderung tetap sangat rendah untuk waktu yang lama, katanya.

Namun, Kurt Magnus, direktur eksekutif penjualan forex di Nomura di Australia, mengatakan bahwa kematian pemimpin Al-Qaeda bisa meningkatkan optimisme di AS. Ia mengibaratkan, "Ini adalah suntikan adrenalin ke lengan ekonomi AS."

Banyak pasar ditutup di Asia pada Senin untuk hari libur, menghalangi apa yang mungkin menjadi langkah dukungan terhadap dolar AS, kata para dealer.

Dolar AS bervariasi terhadap mata uang lainnya. Won Korea terangkat ke level tertinggi terhadap dolar AS dalam 32 bulan setelah ekspor Korea Selatan melonjak 27 persen pada April dari setahun sebelumnya. Dolar AS nilainya jatuh melampaui 1.070 won menjadi mencapai 1.066,70.

Dolar AS bergerak datar terhadap dolar Singapura menjadi 1,2230 dolar Singapura, namun menurun terhadap rupiah Indonesia menjadi 8.548 dari 8.563 rupiah. Dolar AS sedikit lebih tinggi terhadap baht Thailand menjadi 29,86 dari 29,85 baht. Dolar AS juga datar terhadap dolar Taiwan pada 28,67 dolar Taiwan.
(Uu.A026/A027)