Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta, Senin, menguat dipicu sejumlah sentimen positif dari dalam negeri diantaranya laporan deflasi April.

Rupiah ditransaksikan pada 8.545 per dolar AS, lebih baik 18 poin dibanding posisi penutupan akhir pekan lalu 8.563 per dolar AS.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengatakan, rupiah masih berpeluang untuk kembali menguat karena pasar masih positif.

"Kami optimis rupiah akan kembali menguat menuju ke level 8.500 per dolar," ujarnya.

Menurut dia, kenaikan rupiah yang terus terjadi sebenarnya kurang menguntungkan, terutama bagi para eksportir yang kesulitan untuk menetapkan harga jual produknya di pasar ekspor.

Karena itu, rupiah yang tinggal selangkah lagi menuju level 8.500 per dolar kemungkinan akan mendapat hambatan dari Bank Indonesia (BI).

BI kemungkinan akan melepas cadangan rupiah untuk menahan gelombang beli dari pelaku pasar, tuturnya.

BI, lanjut dia, juga mempunyai kepentingan terhadap dolar kalau mata uang AS itu terus terpuruk, maka pendapatan dari ekspornya akan berkurang.

Karena itu, jalan satu-satunya untuk menahan adalah dengan melakukan intervensi pasar, ujarnya.

Menurut dia, rupiah bisa juga terkoreksi apabila saham-saham di AS merosot karena kenaikannya sudah cukup tinggi dan para pelaku merasa saatnya untuk melepas mata uang Indonesia itu.

"Namun aksi lepas kemungkinan tidak besar karena pasar internal cenderung makin positif, " ucapnya.

(H-CS/A027)