Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR, Teguh Juwarno, menilai bahwa tewasnya gembong teroris dunia yang juga pucuk pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden, dapat menjadi momentum bagi pemerintah RI untuk melakukan upaya persuasif menghadapi aksi-aksi terorisme di dalam negeri.

"Ini harus dijadikan momentum bagi pemerintah untuk lebih banyak melakukan upaya-upaya persuasif dan pencegahan lebih dini, serta memaksimalkan peran intelejen dalam penanganan terorisme di Indonesia," kata anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) itu di Jakarta, Senin.

Osama bin Laden diumumkan secara resmi oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama, telah tewas dalam operasi militer di satu rumah di luar ibu kota Pakistan, Islamabad.

Teguh mengatakan, peran intelijen harus benar-benar dimaksimalkan dibandingan dengan tindakan represif yang selama ini telah dilakukan. Ia menilai, jika tindakan represif dan unjuk kekuatan yang selalu dipamerkan, maka yang terjadi justru perlawanan.

"Perlu pendekatan kultural dengan penyadaran yang melibatkan tokoh-tokoh agama. Ini lebih penting, tapi kalau hanya lebih menonjolkan tindakan represif dan unjuk kekuatan, seperti yang diperlihakan Densus 88, selama ini akan menimbulkan kalangan perlawanan dan radikalisme," katanya.

Mantan reporter televisi swasta nasional itu juga mengingatkan bahwa meski telah diberitakan Osama bin Laden tewas, namun tidak ada jaminan aksi terorisme akan bisa hilang.

"Tentu tidak ada jaminan terorisme akan hilang, tetapi seperti kita tahu Osama bin Laden seolah menjadi simbol utama terorsme. Dengan tewasnya Osama akan meruntuhkan semangat. Secara moral, seperti anak ayam kehilangan induknya," katanya.

Teguh pun berharap, kekuatan terorisme di Indonesia diharapkan akan jauh berkurang. (*)