Polmatrix Indonesia: Elektabilitas PDIP teratas dan NasDem mulai naik
5 Desember 2021 20:55 WIB
Tangkapan layar hasil survei Polmatrix Indonesia terhadap tingkat elektabilitas partai politik pada pemilihan umum 2024 sebagaimana disiarkan di Jakarta, Minggu (5/12/2021). ANTARA/HO-Polmatrix Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Lembaga survei Polmatrix Indonesia lewat hasil surveinya yang disiarkan di Jakarta, Minggu, menunjukkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas PDIP menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menempati urutan teratas dengan skor 15,8 persen.
Di bawah PDIP, Gerindra menyusul di peringkat kedua dengan skor 11 persen, PKB 9,4 persen, Partai Demokrat 9 persen, PKS 5,7 persen, PSI 5,2 persen, NasDem 5 persen, Golkar 4,7 persen; PPP 2,5 persen, dan Partai Ummat 1,5 persen.
Dari hasil itu, Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, menyampaikan posisi PDIP masih unggul, sementara Golkar masuk ke papan tengah digantikan oleh NasDem.
“Golkar tersalip oleh NasDem, sementara PDIP tetap unggul, dan PSI stabil,” sebut Dendik.
Baca juga: Survei: Prabowo dan Ganjar miliki elektabilitas tinggi jelang pilpres
Ia menerangkan elektabilitas Golkar turun, antara lain karena elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai Ketua DPP Golkar masih relatif rendah dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya.
Golkar, katanya, pada survei-survei sebelumnya memperoleh skor elektabilitas 8-9 persen dan biasanya menempati urutan tiga teratas, kata Dendik.
Untuk elektabilitas NasDem yang naik dari 3-4 persen menjadi 5 persen, katanya, itu kemungkinan dipengaruhi oleh hubungan dekat Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Pendekatan Surya Paloh terhadap Anies Baswedan sebagai salah satu capres terkuat turut mengerek kenaikan elektabilitas NasDem,” terang dia.
Baca juga: Survei Polmatrix Indonesia: 80,1 persen responden puas kerja Jokowi
Dari hasil itu, Dendik menilai kemungkinan ada dua poros kekuatan politik yang kuat, yaitu PDIP-Gerindra dan NasDem.
PDIP, kata Dendik, memiliki stok calon presiden yang cukup banyak, antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Sementara itu, Gerindra memiliki dua calon kuat, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Ekonomi dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
“Jika pemilu berjalan serentak antara pilpres (pemilihan presiden) dan pileg (pemilihan legislatif), sosok capres-cawapres itu berpeluang mengerek suara partai pengusungnya,” terang Dendik.
Baca juga: Kenaikan elektabilitas Demokrat karena mampu memanfaatkan suara kritis
Oleh karena itu, ia menilai partai-partai politik mempunyai pekerjaan rumah untuk memberikan dukungan bagi pasangan capres-cawapres.
Lembaga survei Polmatrix Indonesia pada 21-30 November 2021 menggelar survei terkait penilaian publik terhadap kinerja pemerintah, elektabilitas sejumlah tokoh yang diyakini maju jadi calon presiden pada Pemilihan Umum 2024, dan elektabilitas partai politik menjelang Pemilu 2024.
Survei melibatkan 2.000 responden yang memiliki hak pilih pada Pemilu 2024. Ribuan responden itu tersebar di 34 provinsi.
Di bawah PDIP, Gerindra menyusul di peringkat kedua dengan skor 11 persen, PKB 9,4 persen, Partai Demokrat 9 persen, PKS 5,7 persen, PSI 5,2 persen, NasDem 5 persen, Golkar 4,7 persen; PPP 2,5 persen, dan Partai Ummat 1,5 persen.
Dari hasil itu, Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, menyampaikan posisi PDIP masih unggul, sementara Golkar masuk ke papan tengah digantikan oleh NasDem.
“Golkar tersalip oleh NasDem, sementara PDIP tetap unggul, dan PSI stabil,” sebut Dendik.
Baca juga: Survei: Prabowo dan Ganjar miliki elektabilitas tinggi jelang pilpres
Ia menerangkan elektabilitas Golkar turun, antara lain karena elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai Ketua DPP Golkar masih relatif rendah dibandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya.
Golkar, katanya, pada survei-survei sebelumnya memperoleh skor elektabilitas 8-9 persen dan biasanya menempati urutan tiga teratas, kata Dendik.
Untuk elektabilitas NasDem yang naik dari 3-4 persen menjadi 5 persen, katanya, itu kemungkinan dipengaruhi oleh hubungan dekat Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Pendekatan Surya Paloh terhadap Anies Baswedan sebagai salah satu capres terkuat turut mengerek kenaikan elektabilitas NasDem,” terang dia.
Baca juga: Survei Polmatrix Indonesia: 80,1 persen responden puas kerja Jokowi
Dari hasil itu, Dendik menilai kemungkinan ada dua poros kekuatan politik yang kuat, yaitu PDIP-Gerindra dan NasDem.
PDIP, kata Dendik, memiliki stok calon presiden yang cukup banyak, antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Sementara itu, Gerindra memiliki dua calon kuat, yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Ekonomi dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
“Jika pemilu berjalan serentak antara pilpres (pemilihan presiden) dan pileg (pemilihan legislatif), sosok capres-cawapres itu berpeluang mengerek suara partai pengusungnya,” terang Dendik.
Baca juga: Kenaikan elektabilitas Demokrat karena mampu memanfaatkan suara kritis
Oleh karena itu, ia menilai partai-partai politik mempunyai pekerjaan rumah untuk memberikan dukungan bagi pasangan capres-cawapres.
Lembaga survei Polmatrix Indonesia pada 21-30 November 2021 menggelar survei terkait penilaian publik terhadap kinerja pemerintah, elektabilitas sejumlah tokoh yang diyakini maju jadi calon presiden pada Pemilihan Umum 2024, dan elektabilitas partai politik menjelang Pemilu 2024.
Survei melibatkan 2.000 responden yang memiliki hak pilih pada Pemilu 2024. Ribuan responden itu tersebar di 34 provinsi.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: