Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono memperingatkan bahwa dengan adanya potensi curah hujan di kawasan kubah lava Gunung Semeru di Jawa Timur maka terdapat potensi lahar dingin yang akan bergerak ke arah selatan dan tenggara.

"Dengan curah hujan maka potensi dari lahar dingin juga mengarah ke selatan dan tenggara yang paling besar. Oleh karena itu untuk sementara memang sebaiknya tidak ada aktivitas di sana," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Eko Budi Lelono dalam konferensi pers BNPB yang diikuti virtual di Jakarta, Minggu malam.

Gunung Semeru berada di dua wilayah administratif di Jatim, yakni Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

Untuk itu, dia meminta tim tanggap darurat dapat memerhatikan kondisi cuaca di lokasi sekitar bencana dan menghindari kawasan terdampak tersebut. Hal itu karena terdapat potensi lahar akibat hujan lebat yang dapat mengancam keselamatan tim pencari.

Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa radius satu kilometer dari puncak termasuk wilayah tidak aman yang tidak memperbolehkan adanya aktivitas. Tidak hanya itu radius lima kilometer dari daerah sobekan kawah yang akan berubah menjadi sungai menuju bawah, terutama di wilayah selatan dan tenggara Semeru, sebaiknya tidak terjadi kegiatan.

"Untuk menghindari adanya awan panas susulan yang mungkin juga ke arah situ, ke arah selatan dan tenggara," kata Budi Lelono.

Dalam temu media tersebut, Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Fachri Radjab mengatakan bahwa terdapat potensi hujan di sekitar kawasan Gunung Semeru dengan intensitas ringan hingga sedang untuk tiga hari ke depan.

Ia menjelaskan dalam prakiraan BMKG terdapat pula potensi hujan lebat pada periode siang hari.

"Masih ada potensi hujan baik di daerah lereng maupun di daerah puncak Gunung Semeru," demikian Fachri Radjab.


Baca juga: Badan Geologi: Awan panas guguran adalah ancaman khas Gunung Semeru

Baca juga: BMKG prakirakan abu Semeru mengarah ke barat hingga barat daya

Baca juga: Abu vulkanik Gunung Semeru berpotensi pengaruhi aktivitas penerbangan