Polisi Duga Kasus Penipuan Berhubungan NII
30 April 2011 13:15 WIB
Sejumlah mahasiswa membawa poster dan foto rekan mereka ketika menggelar aksi keprihatinan di depan kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Senin (24/4). Sedikitnya sembilan mahasiswa di perguruan tinggi tersebut hilang yang diduga direkrut secara paksa oleh Negara Islam Indonesia (NiI). (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Tanjungpinang (ANTARA News) - Pihak kepolisian menduga kasus penipuan yang dilakukan seseorang yang mengaku sebagai ulama di Tanjungpinang berhubungan dengan gerakan Negara Islam Indonesia.
Modus yang dilakukan pelaku penipuan tersebut mirip dengan siswa pengumpulan dana gerakan Negara Islam Indonesia (NII), kata Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Suhendri, Sabtu.
"Kami sudah melakukan penyelidikan terhadap informasi tersebut. Ternyata, seluruh identitas milik pelaku yang mengaku ulama tersebut palsu," katanya.
Suhendri menolak membeberkan identitas korban dan juga pelaku. Korban adalah seorang ibu rumah tangga.
Korban bersikap aneh terhadap suaminya setelah mengenal pria yang mengaku sebagai ulama tersebut. Korban tidak peduli lagi dengan keluarganya.
Bahkan korban beberapa kali mengirim uang ke rekening BNI milik pelaku.
"Doktrin yang disampaikan pelaku kepada korban adalah uang tersebut untuk amal," ungkapnya.
Anggota polisi telah mengejar pelaku yang mengaku tinggal di Jalan Kamboja, Tanjungpinang. Namun polisi tidak mendapatkannya, karena nama dan alamatnya palsu.
"Kami menduga pelaku sudah meninggalkan Tanjungpinang," katanya.
(KR-NP/M019)
Modus yang dilakukan pelaku penipuan tersebut mirip dengan siswa pengumpulan dana gerakan Negara Islam Indonesia (NII), kata Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Suhendri, Sabtu.
"Kami sudah melakukan penyelidikan terhadap informasi tersebut. Ternyata, seluruh identitas milik pelaku yang mengaku ulama tersebut palsu," katanya.
Suhendri menolak membeberkan identitas korban dan juga pelaku. Korban adalah seorang ibu rumah tangga.
Korban bersikap aneh terhadap suaminya setelah mengenal pria yang mengaku sebagai ulama tersebut. Korban tidak peduli lagi dengan keluarganya.
Bahkan korban beberapa kali mengirim uang ke rekening BNI milik pelaku.
"Doktrin yang disampaikan pelaku kepada korban adalah uang tersebut untuk amal," ungkapnya.
Anggota polisi telah mengejar pelaku yang mengaku tinggal di Jalan Kamboja, Tanjungpinang. Namun polisi tidak mendapatkannya, karena nama dan alamatnya palsu.
"Kami menduga pelaku sudah meninggalkan Tanjungpinang," katanya.
(KR-NP/M019)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: