Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) Rachmi Hertanti mengatakan pemerintah Indonesia harus bisa menjamin kelompok nelayan kecil mendapatkan subsidi perikanan termasuk pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"(Juga), pemerintah punya policy space yang memungkinkan untuk tetap bisa memberikan subsidi perikanan yang dibutuhkan oleh nelayan,” ujar dia dalam media briefing yang diadakan IGJ bersama jaringan internasional Our World is Not For Sale (OWINFS) di Jakarta, Jumat.

Selain itu, IGJ disebut ingin memastikan bahwa pemerintah membawa komitmen terkait special and differential treatment (SDT) di Konferensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) ke-12. Hal ini ditujukan agar meningkatkan peluang perdagangan bagi negara-negara berkembang.

Baca juga: KSP dorong optimalisasi serapan kuota BBM bersubsidi untuk nelayan

Dalam konteks ini, lanjutnya, IGJ meminta agar nelayan tradisional atau nelayan skala kecil di negara berkembang dan kurang berkembang diberikan fleksibilitas untuk bisa melaut dengan jarak tempuh yang lebih luas dibandingkan sebatas 12 mil dari bibir pantai sebagaimana ketentuan saat ini.

Nelayan kecil juga diharapkan tetap mendapatkan hak subsidi dari pemerintah meski jarak tempuh untuk melaut diperluas.

Baca juga: La Nyalla minta Pemprov Jatim permudah nelayan kecil akses BBM subsidi

Jika diterapkan batasan tersebut, kehidupan sosial dan ekonomi nelayan disebut akan terhambat dan akan mempersempit ruang kebijakan pemerintah yang disepakati dalam United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS.

“Jangan sampai kesepakatan fishery subsidy (subsidi perikanan) pada akhirnya hanya akan melemahkan posisi Indonesia khususnya dalam upaya memberikan akses kepada nelayan kecil untuk tetap mendapatkan subsidi yang dibutuhkan hari ini,” ungkap Rachmi.