Jakarta (ANTARA) - Koordinator Ruminansia Perah Kementerian Pertanian (Kementan) Cisilia Esti Sariasih mengatakan kemitraan Industri Pengolahan Susu (IPS) dengan peternak dalam negeri dapat mendorong modernisasi cara beternak sehingga kualitas produk pun akan meningkat.

“Dengan makin bertambahnya IPS yang membangun kemitraan dengan peternak sapi perah, diharapkan dapat mendorong peningkatan jumlah peternak, produktivitas, dan mutu susu nasional,” kata Cisilia saat konferensi pers virtual pada Jumat, mewakili Direktur Pakan Ditjen Peternakan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Agus Sunanto.

Menurutnya, kondisi susu nasional masih menghadapi masalah yang rumit mulai dari populasi sapi perah yang rendah, produktivitas rendah, pemeliharaan sapi perah di bawah skala ekonomis, hingga neraca susu nasional yang tidak berimbang.

Data statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan tahun 2020 menyebutkan populasi sapi perah nasional masih berada di angka 568.265 ekor dan produksi susu tercatat mencapai 947.685 ton.

Baca juga: Susu sapi A2 dukung imunitas hingga kurangi risiko penyakit serius

Sementara itu, lanjut Cisilia, kebutuhan bahan baku susu IPS tercatat kurang lebih 3,85 juta ton (setara susu segar), dengan pasokan bahan baku susu dalam negeri 0,85 juta ton atau 22 persen serta sisanya sekitar 78 persen masih diimpor dari berbagai negara dalam bentuk skim milk, whole milk, butter milk, dan sebagainya.

Cisilia juga menyebutkan bahwa tingkat konsumsi susu nasional masih berada di bawah negara ASEAN lainnya, yakni sebesar 16,2 kg/kapita/tahun.

“Saya berharap pengembangan sapi perah dan IPS nantinya tidak hanya terpusat di pulau Jawa namun juga berkembang ke luar Jawa, mengingat potensi sumber daya alam yang berlimpah masih belum optimal dalam pemanfaatannya,” katanya.

Kondisi sumber daya alam yang berlimpah tersebut, lanjutnya, perlu didukung oleh kemajuan teknologi untuk mengontrol lingkungan tropis Indonesia dan mengembangkan ternak unggul yang tahan terhadap iklim panas.

Cisilia mengatakan jalan Indonesia untuk mencapai kedaulatan susu masih diperlukan komitmen yang kuat dari para pemangku kepentingan.

Di samping itu, kata Cisilia, pemerintah juga terus berupaya mendorong peningkatan skala ekonomis melalui fasilitas akses pembiayaan dan mendorong kemitraan antara IPS dengan koperasi maupun kelompok peternak.

“Kementan juga berharap atas dukungan dari Kemenperin, Kemedag, KemenkopUKM, serta berbagai pihak untuk bersama-sama memberikan lingkungan yang kondusif untuk usaha peternakan sapi perah dan peternak kecil,” ujarnya.

Baca juga: YAICI : Penempatan produk kental manis pengaruhi persepsi masyarakat

Baca juga: Tak semua susu sapi baik, baca label sebelum konsumsi

Baca juga: Konsumsi produk susu bisa kurangi risiko diabetes