Presiden perintahkan Polda di perbatasan cegah masuknya Omicron
3 Desember 2021 11:28 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan pengarahan kepada Kepala Kesatuan Wilayah (Kasatwil) Tahun 2021 di Candi Ballroom, Hotel The Apurva Kempinski, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat (3/12/2021). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Laily Rachev/aa.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajaran Polri, terutama kepolisian daerah (Polda) yang mencakup wilayah perbatasan negara, untuk mengantisipasi persebaran varian baru B.1.1.529 virus Corona , Omicron.
Presiden Jokowi di Kabupaten Badung, Bali, dalam pengarahannya kepada kepala kesatuan wilayah (Kasatwil), mengatakan dirinya baru saja mendapatkan kabar Omicron sudah memasuki Singapura.
"Hati-hati, tadi pagi saya sudah dapat kabar, sudah sampai ke Singapura. Utamanya, Polda-polda yang berkaitan dengan perbatasan dengan negara-negara lain, karena yang membawa bisa orang-orang asing, bule-bule, tapi juga dari warga negara kita sendiri. Utamanya tenaga kerja kita yang dari luar, waktu masuk kembali pulang kampung," tutur Presiden.
Presiden mengatakan Omicron sudah memasuki 29 negara. Jajaran kepolisian dan seluruh pihak harus meningkatkan kewaspadaan karena Omicron diperkirakan memiliki kemampuan yang lebih menular dibandingkan Varian Delta.
"Ingat Varian Delta itu menyebar dalam waktu 2-3 minggu, semua langsung kena. Ini lebih cepat. Meski belum final, tapi perkiraan lima kali lebih cepat," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi ucapkan selamat Hari Disabilitas Internasional 2021
Baca juga: Presiden Jokowi mulai kegiatan kunjungan kerja hari kedua di Bali
Selain itu, kata Presiden, terdapat kemungkinan Omicron juga mampu menerobos masuk ke sela-sela zat antibodi yang sudah imun. Sehingga, dampak persebarannya bisa lebih cepat.
"Hati-hati ini, karena efeknya bisa kemana-mana, ke ekonomi, seperti yang tadi saya sampaikan. Jadi protokol kesehatan terus disampaikan ke masyarakat, karena pandemi ini berefek, dan sudah terjadi di beberapa negara, ke ekonomi, jatuh, bisa berimbas kepada politik, hati-hati," ujarnya.
Presiden menjabarkan data hasil kajian penularan Omicron di Afrika Selatan, yang merupakan negara pertama ditemukannya varian tersebut. Salah satu kesimpulan dari data tersebut, sebagian besar kasus Omicron terjadi pada masyarakat yang belum menerima vaksin COVID-19.
"Di Afrika Selatan, kita lihat kita mempelajari, 87 persen yang dirawat itu memang belum divaksin, dan 70 persen anak yang kena di bawah empat tahun, dan sebagian besar yang meninggal di atas 60 tahun," ujar Presiden.
Karena itu, Kepala Negara juga meminta jajaran Polri membantu mempercepat vaksinasi COVID-19 ke masyarakat.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
Presiden Jokowi di Kabupaten Badung, Bali, dalam pengarahannya kepada kepala kesatuan wilayah (Kasatwil), mengatakan dirinya baru saja mendapatkan kabar Omicron sudah memasuki Singapura.
"Hati-hati, tadi pagi saya sudah dapat kabar, sudah sampai ke Singapura. Utamanya, Polda-polda yang berkaitan dengan perbatasan dengan negara-negara lain, karena yang membawa bisa orang-orang asing, bule-bule, tapi juga dari warga negara kita sendiri. Utamanya tenaga kerja kita yang dari luar, waktu masuk kembali pulang kampung," tutur Presiden.
Presiden mengatakan Omicron sudah memasuki 29 negara. Jajaran kepolisian dan seluruh pihak harus meningkatkan kewaspadaan karena Omicron diperkirakan memiliki kemampuan yang lebih menular dibandingkan Varian Delta.
"Ingat Varian Delta itu menyebar dalam waktu 2-3 minggu, semua langsung kena. Ini lebih cepat. Meski belum final, tapi perkiraan lima kali lebih cepat," kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi ucapkan selamat Hari Disabilitas Internasional 2021
Baca juga: Presiden Jokowi mulai kegiatan kunjungan kerja hari kedua di Bali
Selain itu, kata Presiden, terdapat kemungkinan Omicron juga mampu menerobos masuk ke sela-sela zat antibodi yang sudah imun. Sehingga, dampak persebarannya bisa lebih cepat.
"Hati-hati ini, karena efeknya bisa kemana-mana, ke ekonomi, seperti yang tadi saya sampaikan. Jadi protokol kesehatan terus disampaikan ke masyarakat, karena pandemi ini berefek, dan sudah terjadi di beberapa negara, ke ekonomi, jatuh, bisa berimbas kepada politik, hati-hati," ujarnya.
Presiden menjabarkan data hasil kajian penularan Omicron di Afrika Selatan, yang merupakan negara pertama ditemukannya varian tersebut. Salah satu kesimpulan dari data tersebut, sebagian besar kasus Omicron terjadi pada masyarakat yang belum menerima vaksin COVID-19.
"Di Afrika Selatan, kita lihat kita mempelajari, 87 persen yang dirawat itu memang belum divaksin, dan 70 persen anak yang kena di bawah empat tahun, dan sebagian besar yang meninggal di atas 60 tahun," ujar Presiden.
Karena itu, Kepala Negara juga meminta jajaran Polri membantu mempercepat vaksinasi COVID-19 ke masyarakat.
#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021
Tags: